Level Kompetensi Perawat Profesional berdasarkan Teori Keperawatan Patricia Benner

Gaya Hidup, Kesehatan6,678 views

Oleh:

Ns.Hanny Mokorimban,S.Kep, Dr.Ns. Titih Huriah,S.Kep,M.Kep.Sp.Kom

BENNER melihat keperawatan sebagai hubungan yang didasarkan  pada caring dalam berbagai situasi dan kondisi yang memungkinkan dan menjadi perhatian.  

Ilmu keperawatan sebagai panduan melalui seni dan etik dari pelayanan dan tanggung jawab. Perawat mempromosikan penyembuhan melalui pelayanan kepada pasien dalam mempertahankan hubungan manusia.

Hal ini merupakan hubungan  manusia dimana orang dapat memberikan pengobatan pada saat sakit, hubungan antara sehat dan sakit serta penyakit yang mengacu kepada  pandangan Benner dan Wrubel dalam praktik keperawatan (Benner & Wrubel, 1989 dalam Sitzman &  Eichelberger 2011).

Benner dan Wrubel (1989) menyatakan bahwa caring timbul dari keterkaitan dan memiliki beberapa hal yang lebih penting dari yang lain.”tanpa caring seseorang akan menjadi memprihatinkan”.

Karakteristik sikap yang berhubungan dengan caring adalah empati, dukungan, ingin menghibur orang lain dan pengasuhan.  

Caring adalah hal yang penting menurut Benner dan Wrubel karena  dapat menciptakan lingkungan dimana perawat dapat memberikan asuhan kepada klien.

Caring penting karena; 1) Menciptakan apa yang akan terjadi, apa yang menjadi masalah dan  apa pilihan yang tepat untuk mengatasi, 2)Menciptakan lingkungan yang memungkinkan, apa yang berhubungan dan apa yang menjadi tujuan, 3)Menciptakan hal yang mungkin saat memberi dan mendapatkan bantuan.

Dalam dunia pendidikan, model Benner banyak digunakan sebagai acuan oleh para pendidik untuk mempelajari setiap level perawat dari novice sampai expert dan mempelajari perbedaan maisng-masing level sehingga memberikan pengalaman pembelajaran kepada mahasiswa keperawatan (Alligood & Tomey, 2014).

Metode Benner banyak digunakan sebagai acuan dalam bidang keperawatan. Sebagai contoh Fenton (1984,1985) menggunakan model Benner dalam penelitian pendidikan. Lock dan Gordon (1989)  yang membantu proyek AMICAE, yang mengembangkan pembelajaran inquiry dalam model formal yang digunakan dalam praktik keperawatan dan medis.

Mereka menyimpulkan bahwa model formal memberikan petunjuk mengenai pelayanan langsung, pengetahuan, dan hasil yang diinginkan (Alligood & Tomey, 2014).

Benner menggambarkan praktik klinik keperawatan menggunakan pendekatan interpretasi fenomenologi. From Novice to Expert (1984) meliputi beberapa contoh aplikasi dalam penerapan metodenya di beberapa situasi praktik.

Awalnya, Benner menggunakan pendekatan promosi, jenjang perawat klinik, program untuk lulusan perawat yang baru dan seminar untuk mengembangkan pengetahuan klinik.

Simposium berfokus pada keunggulan pada praktik keperawatan yang dilaksanakan untuk pengembangan staff, pengenalan, dan penghargaan sebagai salah satu jalan untuk mendemonstrasikan perkembangan pengetahuan klinik dalam praktik (Alligood & Tomey, 2014).

Setelah itu, metode Benner banyak diadopsi oleh para praktisi keperawatan misalnya Fenton (1984) menggunakan pendekatan Benner dalam sebuah studi ethnography untuk penampilan perawat klinis spesialis.

Penemuannya terdiri dari identifikasi dan deskripsi kompetensi perawat untuk mempersiapkan perawat mahir.

Alligood & Tomey (2014) menjelaskan teori “From Novice To Expert”  yang dikembangkan oleh Patricia Benner diadaptasi dari “Model Dreyfus” yang dikemukakan oleh Hubert Dreyfus dan Stuart Dreyfus.

Teori From Novice to Expert menjelaskan lima tingkat/tahap akuisisi peran dan perkembangan profesi meliputi lima tingkatan, yaitu:

1. Pemula (Novice

Tingkat Novice pada akuisisi peran pada Dreyfus Model, adalah seseorang tanpa latar belakang pengalaman pada situasinya. Perintah yang jelas dan atribut yang obyektif harus diberikan untuk memandu penampilannya. Di sini sulit untuk melihat situasi yang relevan dan irrelevan. Secara umum level ini diaplikasikan untuk mahasiswa keperawatan, tetapi Benner bisa mengklasifikasikan perawat pada level yang lebih tinggi ke novice jika ditempatkan pada area atau situasi yang tidak familiar dengannya.

2. Advanced Beginner

Advance Beginner dalam Model Dreyfus adalah ketika seseorang menunjukkan penampilan mengatasi masalah yang dapat diterima pada situasi nyata. Advance beginner mempunyai pengalaman yang cukup untuk memegang suatu situasi. Kecuali atribut dan ciri-ciri, aspek tidak dapat dilihat secara lengkap karena membutuhkan pengalaman yang didasarkan pada pengakuan dalam konteks situasi. Fungsi perawat pada situasi ini dipandu dengan aturan dan orientasi pada penyelesaian tugas. Mereka akan kesulitan memegang pasien tertentu pada situasi yang memerlukan perspektif lebih luas. Benner menempatkan perawat yang baru lulus pada tahap ini.

3. Competent

Proses level advanced beginnermenjadi competent adalah dengan menyelesaikan pembelajaran dari situasi praktik aktual dengan mengikuti kegiatan yang lain.

Tahap competent dari model Dreyfus ditandai dengan kemampuan mempertimbangkan dan membuat perencanaan yang diperlukan untuk suatu situasi dan sudah dapat dilepaskan. Konsisten, kemampuan memprediksi, dan manajemen waktu adalah penampilan pada tahap competent.

Perawat competent dapat menunjukkan reponsibilitas yang lebih pada respon pasien, lebih realistik dan dapat menampilkan kemampuan kritis pada dirinya.

Tingkat competent adalah tingkatan yang penting dalam pembelajaran klinis, karena pengajar harus mengembangkan pola terhadap elemen atau situasi yang memerlukan perhatian yang dapat diabaikan.

Competent harus mengetahui alasan dalam pembuatan perencanaan dan prosedur pada situasi klinis. Untuk dapat menjadi pandai, competent harus mampu merespon situasi.

4. Proficient

Perawat pada tahap ini menunjukkan kemampuan baru untuk melihat perubahan yang relevan pada situasi, meliputi pengakuan dan mengimplementasikan respon keterampilan dari situasi yang dikembangkan. Mereka akan mendemonstrasikan peningkatan percaya diri pada pengetahuan dan keterampilannya. Pada tingkatan ini mereka banyak terlibat dengan keluarga dan pasien.

5. Expert

Benner menjelaskan pada tingkatan ini perawat expert mempunyai pegangan intuitif dari situasi yang terjadi sehingga mampu mengidentifikasi area dari masalah tanpa kehilangan pertimbangan waktu untuk membuat diagnosa alternatif dan penyelesaian.

Perubahan kualitatif pada level expert adalah “mengetahui pasien” yang berarti mengetahui tipe pola respon dan mengetahui pasien sebagai manusia. Aspek kunci pada perawat expert adalah: 1) Menunjukkan pegangan klinis dan sumber praktis, 2)Mewujudkan proses know-how, 3) Melihat gambaran yang luas, 4) Melihat yang tidak diharapkan. (***)