METRO, Bitung- Kabar tak sedap datang dari SMP Negeri 1 Bitung. Sekolah unggulan itu digoyang isu pungutan liar atau pungli saat penamatan pelajar belum lama ini. Informasi beredar setiap orangtua murid dimintai uang senilai Rp100 ribu.
“Iya, Rp100 ribu. Katanya untuk pembangunan lantai sekolah,” ungkap salah satu orangtua murid yang keberatan dengan pungutan itu, Rabu (09/06) kemarin.
Penarikan pungutan dimaksud dilakukan saat murid-murid kelas IX menamatkan pendidikan mereka. Pihak sekolah berdalih pungutan itu sebagai uang cinderamata dari pelajar yang baru lulus. Sayangnya, tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu menyangkut hal ini.
“Yang jadi pertanyaan itu tidak disampaikan dari awal. Biasa kan dibahas dulu bersama Komite Sekolah. Ini tidak, kami orangtua tidak tahu apa-apa,” keluh orangtua yang jadi sumber informasi ini.
Kepala SMP Negeri 1 Bitung, James Lomboan, tidak menampik soal pungutan itu. Hanya saja, ia tidak sependapat jika permintaan uang dimaksud dianggap sebagai pungli.
“Bukan, itu bukan pungli, itu uang cinderamata. Uang itu kita gunakan untuk pembangunan jalan paving block di bagian belakang sekolah,” terangnya.
James pun mengakui penarikan pungutan tersebut memang belum dibahas bersama Komite Sekolah. Meski begitu kata dia, hal dimaksud sudah ia koordinasikan terlebih dahulu dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Dan berdasarkan koordinasi itu, pihaknya diizinkan untuk meminta uang.
“Pak Kadis juga sudah tahu, saya sudah melapor sebelum itu. Dan beliau mempersilahkan tapi dengan catatan tidak ada pemaksaan. Tidak boleh bersifat wajib bagi orangtua. Makanya tidak semua memberikan. Apalagi yang kelihatan kurang mampu, mereka sama sekali tidak dimintakan,” paparnya.(69)
Komentar