Oktober 2022, Ekspor Nonmigas Sulut 82,06 Juta Dolar, Turun 11,79 Persen

METRO, Manado- Kinerja ekspor Sulawesi Utara menunjukkan penurunan. Pada bulan Oktober 2022 nilai ekspor Sulut sebesar 82,06 juta dolar. Turun 11,79 persen jika dibandingkan dengan bulan September. Namun jika dibandingkan dengan bulan Oktober tahun lalu masih tumbuh 0,44 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, Asim Saputra mengatakan, lemak dan minyak nabati masih menjadi komoditas dengan kontribusi tertinggi terhadap nilai ekspor Sulut. Namun pada bulan Oktober terjadi penurunan share golongan ini terhadap total ekspor menjadi 50,95 persen.

“Komoditi ekspor Sulut masih didominasi oleh golongan barang HS15 yaitu lemak dan minyak nabati dengan total ekspor 41,81, juta dolar atau 50,95 persen dari total ekspor. Komoditas kedua yaitu ikan, krustasea, dan moluska dengan total ekspor 8,53 juta dolar,” ujar Asim, Selasa (15/11).

Dijelaskannya, komoditi yang mengalami peningkatan nilai ekspor yaitu produk kimia, ikan krustasea dan moluska, olahan daging ikan krustasea, kain kempa benang khusus dan benang, lak getah dan damar.

“Sementara komoditi yang mengalami penurunan nilai ekspor yaitu biji dan buah mengandung minyak, garam belerang batu dan semen, kopi teh dan rempah-rempah, ampas dan sisa industri makanan, lemak dan minyak nabati,” tutur Asim.

Dari sisi volume ekspor, menurut Asim lemak minyak nabati mengalami peningkatan dari 41,904 ton di bulan September menjadi 44,305 ton pada bulan Oktober, atau naik 5,73 persen.

“Peningkatan ini jika dikurangi dengan menurunnya FOB menunjukkan bahwa harga lemak minyak nabati di pasar global mengalami penurunan,” ujarnya.

Menurut Asim, seiring dengan nilainya, volume ekspor juga mengalami penurunan sebesar 39,36 persen dibanding bulan September 2022. Komoditas yang mengalami peningkatan volume ekspor terbesar yaitu produk kimia dengan kenaikan 7,774 ton dari 2,061 ton di bulan September, atau naik 277,13 persen.

“Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan volume ekspor terbesar adalah garam, belerang, batu, dan semen dengan penurunan sebesar 81,91 persen,” tandas Asim.(71)

Komentar