METRO, Kotamobagu- Luas lahan pertanian dan perkebunan di Kota Kotamobagu saat ini mencapai 6.587 hektare. Hal tersebut menambah keunikan tersendiri bagi daerah ini, karena meski sudah berstatus kota namun masih mengoleksi lahan pertanian dan perkebunan.
Demikian antara lain disampaikan Sekretaris Kota (Sekkot) Kotamobagu Sofyan Mokoginta SH, ketika menghadiri sekaligus membuka Forum Group Discussion (FGD) peningkatan dan penguatan ekonomi sektor pertanian dan perkebunan, guna mendukung investasi di wilayah Kotamobagu, Selasa (14/03) kemarin.
Dikatakan Sofyan lagi, Kota Kotamobagu merupakan salah satu daerah yang unik. Karena meski berstatus kota namun memiliki lahan pertanian dan perkebunan yang cukup luas.
“Luas wilayah Kota Kotamobagu 108 kilometer persegi, sementara luas area pertanian dan perkebunan sebesar 6.587 hektare. Artinya ini masih sangat besar di tengah area perkotaan dan uniknya juga masyarakat Kotamobagu sebagian besar berprofesi sebagai petani,” katanya.
Hal ini lanjut Sofyan, sejalan dan sinergi dengan program Pemerintah Kota Kotamobagu terutama pemerintah pusat sebagai upaya pengendalian inflasi, melalui gerakan menanam cepat panen. “Selain itu juga untuk mendukung program Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey lewat gerakan Marijo ba Kobong,” ujarnya.
Disebutkan, dari 6.587 hektare lahan pertanian dan perkebunan di Kota Kotamobagu, sebaran besar ada di Kecamatan Kotamobagu Selatan. “Berdasarkan data yang dirilis BPS, kontribusi dari sektor pertanian di Kota Kotamobagu sebesar 8,25 persen pada tahun 2021 dan tahun 2022 naik menjadi 8,27 persen,” terangnya.
“Artinya sektor pertanian masih mempunyai kontribusi yang cukup tinggi dalam rangka memberikan kontribusi ekonomi bagi Kota Kotamobagu. Sebagai salah satu potensi yang sangat besar, tentu diperlukan adanya kerjasama dalam pengembangannya,” tambahnya.
Sementara itu, Ashar Pramana Hatam selaku pemateri peran petani dalam peningkatan hasil produksi, membagikan tips meningkatkan hasil produktivitas kepada 60 peserta forum diskusi. “Produktivitas bukan hanya terkait banyaknya hasil produksi tapi berapa banyak hasil pertanian yang kita peroleh,” katanya.
Menurut Ashar, petani sekarang sudah sangat terbantu dengan peran pemerintah. Petani sudah banyak mengikuti penyuluhan bahkan menerima langsung bantuan berupa bibit dan pupuk dari pemerintah. “Ada 3 hal yang harus dimiliki petani yakini memiliki impian, visi dan misi dan manajemen keuangan dalam bertani,” tandasnya.
FGD tersebut menghadirkan sejumlah narasumber dari Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu. Di antaranya Kepala DPMPTSP Hi Moh Aljufri Ngandu SPd dan Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Fenty Mifta SP.(cop/kg)
Komentar