KORANMETRO.COM- Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) melalui Dinas Pertanian dan Peternakan, menggalakkan biosekuriti dalam upaya penanganan virus African Swine Fever (ASF) yang menyerang ternak babi.
Kepala Bidang Peternakan, Drh. Hanna Tioho, mengungkapkan bahwa biosekuriti merupakan satu-satunya jalan keluar menghadapi virus ASF yang belum ada vaksinnya.
“Dari Food Agriculture Organization (FAO) ada kebijakan untuk membantu peternak-peternak kecil. Sejauh ini sudah dilakukan di tiga kabupaten yakni Minut, Minsel dan Minahasa melalui program community ASF biosecurity intervention (CABI),” ungkap Hanna, saat ditemui awak media, pada Kamis (26/10/2024).
Dijelaskan Hanna, program CABI bertujuan untuk mengintervensi peternak-peternak kecil agar mau melakukan biosekuriti secara ketat demi melindungi ternak babi dari virus ASF.
“Melalui program ini peternak diberi pelatihan agar supaya mindsetnya berubah bahwa biosekuriti adalah satu-satunya cara menghadapi ASF. Mereka juga akan mendapatkan bantuan berupa peralatan peternakan seperti pagar keliling, dan ember, serta fasilitas lain yang sesuai dengan kebutuhan peternak,” jelasnya.
Menurut Hanna, Dinas Pertanian dan Peternakan Sulut juga melakukan pengawasan di setiap pintu-pintu masuk seperti pelabuhan, untuk memastikan, ternak babi yang didatangkan dari luar daerah bebas dari penyakit.
“Kami bersama Balai Karantina memastikan pengawasan, termasuk semua ternak yang datang harus lewat laut karena di darat itu banyak daerah yang masuk zona merah,” katanya.(ian)