Momen Lebaran Dorong Roda Perekonomian Sulut, Ini Sektor yang Terdampak

Yulius Selvanus (kedua kiri) berjabat tangan dengan umat muslim usai shalat Idulfitri di Masjid Raya Ahmad Yani, Manado, Senin (31/3/2025).

KORANMETRO.COM- Aktivitas masyarakat selama perayaan Lebaran 2025 memberikan dampak positif terhadap perekonomian Sulawesi Utara (Sulut).

Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi (ISEI) Sulut, Joy Tulung, mengungkapkan bahwa ada 7 sektor yang terdampak langsung oleh aktivitas perayaan Idulfitri 1446 Hijriah, mulai dari konsumsi masyarakat hingga sektor industri.

Bacaan Lainnya

Menurut Joy, Idulfitri biasanya memicu lonjakan konsumsi masyarakat dan peningkatan belanja terutama di sektor makanan, pakaian, dan kebutuhan rumah tangga lainnya.

“Ini memberi dampak positif terhadap sektor ritel dan industri terkait. Misalnya, penjualan pakaian baru, makanan, dan produk konsumsi lainnya akan meningkat, yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi jangka pendek,” ujar Joy.

Idulfitri, kata Joy, juga berdampak pada pengeluaran pemerintah melalui pemberian tunjangan hari raya (THR) bagi PNS atau bantuan sosial untuk kelompok masyarakat tertentu.

“Program ini meningkatkan daya beli masyarakat, sehingga mendorong konsumsi domestik,” ungkap Joy.

Pada sektor transportasi, menurutnya, didorong oleh arus mudik dan arus balik warga. Hal ini, katanya, meningkatkan permintaan terhadap transportasi, darat, laut dan udara. “Hal ini memberikan dorongan pada sektor transportasi dan logistik,” paparnya.

Kata Joy, Lebaran adalah waktu yang penting untuk sektor pariwisata, terutama di destinasi wisata yang banyak dikunjungi oleh pemudik atau wisatawan domestik.

“Hotel, restoran, dan tempat wisata mengalami lonjakan pengunjung selama periode Idulfitri,” ungkapnya.

Selama Lebaran permintaan terhadap produk pertanian dan pangan meningkat. Hal ini bisa mendorong pendapatan bagi petani dan produsen pangan. “Namun, di sisi lain, jika terjadi kekurangan pasokan atau harga barang-barang pokok melambung, bisa menyebabkan tekanan inflasi sementara,” jelasnya.

Di sisi lain, Joy bilang, pemerintah perlu mewaspadai dampak inflasi musiman saat Idulfitri. Inflasi dipicu oleh kenaikan harga barang-barang seperti makanan, sembako, atau bahan pokok lainnya.

“Pemerintah dan sektor swasta perlu mengelola faktor-faktor ini dengan baik untuk memastikan kestabilan ekonomi selama periode tersebut,” katanya.(swm)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan