Cabang Olahraga Muaythai, Catur & Biliard Sulut Tetap Eksis Tanpa Nakoda

SEMANGAT juang para atlet cabang olahraga Muaythai, Catur dan Biliard Sulawesi Utara (Sulut) untuk meraih prestasi di level nasional patut diapresiasi. Pasalnya, meski tanpa nakoda, ketiga cabor masih mampu meraih tiket ke Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.

Cabor Muaythai misalnya, meski sudah tidak ada komunikasi dengan sang Ketua Umum Pengurus Provinsi (Pengprov) Muaythai Indonesia (MI) Sulut, tapi masih sukses meraih tujuh wakil di PON XX Papua. Hal tersebut diakui oleh Kabid Binpres Pengprov MI Sulut, Hendra Massie. “Saya sangat mengapresiasi perjuangan atlet dalam upaya meraih tiket PON,” kata Massie.

Menurutnya, jika semangat juang atlet pudar saat persiapan menghadapi Pra PON, tentunya peluang untuk berpartisipasi di PON XX Papua juga akan pudar. “Beruntung para atlet memiliki semangat juang yang tinggi untuk meraih prestasi bagi Sulut. Sebab, banyak provinsi yang mengincar mereka saat Pra PON lalu,” kata Massie.

Saat ini, dalam persiapan menghadapi PON XX, para atlet tetap konsisten menjalankan program latihan meski tanpa motivasi dari Ketua Umum Pengprov MI Sulut, Reynaldo Heydemans Padahal, ketika terpilih secara aklamasi pada Musyawarah Luar Biasa MI di Hotel Aston Manado, 19 Juli 2017 lalu, Heydemans memberikan secercah harapan bagi para pelaku olahraga Muaythai Sulut dengan mematok target tiga medali emas di PON XX Papua.

Kondisi tanpa nakoda juga terjadi di cabang olahraga biliard. Pasalnya Ketua Umum Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Olahraga Biliard Seluruh Indonesia (POBSI) Sulut, Eva Cindy Sarundajang, yang terpilih pada Musprov POBSI Sulut di Kantor KONI, Sario Manado, Selasa 15 Maret 2016, lewat kemenangan dengan selisih suara 3-1 atas Jemny Mokolengsang, ternyata juga tidak menepati janji.

Eva yang diwawancarai oleh sejumlah wartawan seusai terpilih menggantikan James Salibana mengatakan rasa syukurnya karena telah mendapatkan kepercayaan untuk memimpin olahraga biliard Sulut. “Jika dalam 2 tahun kepemimpinan saya tidak menghasilkan apa-apa, tanpa diminta mundur, saya akan mundur,” tegasnya.

Terkait dengan Kesejahteraan para atlit, Eva berjanji akan memperhatikannya. “Saya akan selalu memperhatikan nasib para atlit-atlit Biliar. Dengan cara akan memberikan bonus tambahan. Tidak meraih medali juga kita harus kasih bonus karena mereka juga sudah berjuang, tujuan saya jadi ketua POBSI tidak akan menyusahkan atlit,” tutur Eva.

Sayangnya, janji Eva, yang waktu itu masih tercatat sebagai legislator Sulut tak ada yang ditepati Bahkan, ketika penyelenggaraan PON XIX Jawa Barat Tahun 2016, tidak sekalipun Eva memberikan motivasi kepada atlet saat berlatih. Bahkan, saat pelaksanaan PON di Bandung Eva tidak pernah hadir. Beruntung masih ada Sekum POBSI Sulut, Denny Pua, yang masih mengurus organisasi Cabor Biliard Sulut sampai saat ini dengan hasil lolos PON XX Papua sebanyak tiga atlet.

Cabor Catur Sulut juga sukses meraih tiket PON Papua meski tanpa Ketua Umum Pengprov Percasi. Pasalnya, ditengah persiapan menghadapi babak kualifikasi PON, Ketua Umum Pengprov Percasi Sulut, Johny Ratu memutuskan untuk mundur. Bahkan, sampai saat ini, persiapan satu satunya atlet catur putri Sulut yang lolos PON tetap berjalan tanpa ketua umum.(dni)

Tinggalkan Balasan