Dampak Cuaca Buruk, 8 Pesawat Tujuan Manado Dialihkan

METRO, Manado- Hujan deras yang melanda Kota Manado dan sekitarnya, pada Senin (03/02) kemarin, berdampak ke beberapa penerbangan yang akan mendarat di Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado.

Dari informasi yang diperoleh METRO melalui Angga Maruli, Communication & Legal Section Head Bandara Sam Ratulangi Manado, diketahui bahwa ada delapan pesawat yang mengalami divert atau melakukan pendaratan di bandara alternatif.

“Karena hujan deras maka ada beberapa penerbangan mengalihkan pendaratannya, atau divert ke bandara alternatif, sambil cuaca kembali normal,” ujar Angga.

Data yang diperoleh METRO mencatat, delapan penerbangan yang mengalami divert yaitu pesawat Batik Air ID 6270, Jakarta-Manado, Lion Air JT 778 Makassar-Manado, Wings Air IW 1179 KAZ-MDC Kao-Manado, Lion Air JT 736 Surabaya-Manado, Lion Air JT 942 Balikpapan-Manado,Garuda Indonesia GA 600 Jakarta-Manado, Garuda Indonesia GA 7402 Davao-Manado, dan Lion Air JT 776 Denpasar-Manado.

Sementara enam penerbangan yang mengalami delay, karena menunggu pesawat yang akan digunakan mendarat di Bandara Sam Ratulangi yaitu pesawat Wings Air IW 1170 tujuan Ternate, Batik Air ID 6273 tujuan Jakarta, Lion Air JT 777 tujuan Makassar, Lion Air JT 941 tujuan Balikpapan, Wings Air IW 1174 tujuan Ternate, dan pesawat Garuda GA 601 dengan tujuan Jakarta.

“Untuk penerbangan yang divert, tadi malam (Senin, red) sekitar pukul 19.00 Wita sudah mulai landing di Bandara Sam Ratulangi Manado,” kata Angga.

Sementara itu, General Manager Airnav Cabang Manado, Danan Suseno saat dihubungi, menjelaskan bahwa divert dilakukan dalam kondisi cuaca, biasanya terganggunya jarak pandang dalam pelaksanaan pendaratan. Kemudian fasilitas kenavigasian maupun kebandarudaraan yang sedang tidak dapat beroperasi dengan baik, misalnya mati lampu landasan saat malam hari, keamanan misalnya ada demo masa masuk landasan, serta bencana alam seperti banjir, tanah longsor, gempa.

“Divert adalah melaksanakan pendaratan di bandara alternatif, jika bandara tujuan tidak memungkinkan untuk didarati. Divert ke suatu bandara alternatif merupakan keputusan pilot,” tukas Danan.(71)