METRO, Manado- Produk kelapa dan turunannya masih menjadi penyumbang terbesar terhadap nilai ekspor Sulawesi Utara (Sulut).
Akhir tahun lalu, komoditi lemak dan minyak nabati bahkan mendominasi dengan kontribusi mencapai 42,77 juta dolar atau 52,22 persen dari total ekspor.
Data Badan Pusat Statistik Sulut (BPS) mencatat, pada bulan Desember terjadi peningkatan share golongan ini terhadap total ekspor mencapai 52,22 persen, dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 46,15 persen.
“Komoditas ekspor tertinggi pada bulan Desember 2022 diduduki oleh lemak dan minyak nabati,” ujar Kepala BPS Sulut, Asim Saputra.
Asim mengatakan, golongan barang tersebut diekspor ke tiga negara yaitu Belanda, Malaysia, dan Tiongkok. Belanda jadi negara tujuan ekspor nonmigas terbesar Sulawesi Utara. “Produk terbesar yang diekspor adalah lemak dan minyak nabati,” katanya.
Menurut Asim, sebagian besar komoditas ekspor nonmigas dikirim melalui Pelabuhan Bitung. Pada bulan Desember, sebanyak 56,72 persen barang ekspor Sulawesi Utara dikirim melalui pelabuhan muat Bitung.
“Komoditas terbesar yang dikirim melalui Pelabuhan Bitung ini adalah lemak minyak nabati,” jelasnya.
Seiring dengan nilainya yang meningkat, menurut Asim volume ekspor Sulut pada bulan Desember juga mengalami peningkatan sebesar 24,72 persen dari bulan November. Komoditas yang mengalami peningkatan volume ekspor terbesar adalah logam mulia dan perhiasan, dengan kenaikan 108,11 persen,
“Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan volume ekspor adalah berbagai produk kimia,” pungkas Asim.(71)
Komentar