METRO, Sitaro- Pergerakan harga kopra di Sulawesi Utara termasuk di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) terus menunjukan tren positif.
Saat ini, harga salah satu produk turunan dari buah kelapa ini menyentuh angka Rp 12.000 hingga Rp 13.000 per kilogramnya.
Kondisi ini pun menuai rasa syukur para petani, khususnya mereka yang mengandalkan produksi tanaman kelapa sebagai modal utama dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
“Sangat bersyukur ketika harga kopra ini terus membaik. Dengan begini, kami bisa menambah penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujar Dikson dan Stenly, dua warga Siau.
Meski sebelumnya harga kopra sempat anjlok dalam waktu yang lama, namun keduanya mengaku tetap merawat tanaman kelapa mereka hingga harganya kini membaik. “Dari dulu kami tetap rutin memproduksi kopra meski harganya rendah. Tapi kan ada tanaman lain seperti Pala yang rutin kami panen,” ungkap keduanya.
Sementara itu, berdasarkan data Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sitaro, luas arel perkebunan kelapa dalam milik warga mencapai 4.461 hektar.
“Ini data atau laporan akhir semester tahun 2021. Angka ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yakni 4.435 hektar,” ungkap Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sitaro, Richard Sasombo,” Kamis (24/3).
Luasan areal tersebut terdiri dari 528 hektar tanaman belum menghasillan, 3.311 hektar tanaman menghasilkan serta 622 hektar tanaman tidak menghasilkan atau rusak.
“Dengan jumlah produksi sebesar 2.957 ton atau rata-rata 896 kilogram per hektar. Makanya sektor perkebunan, khususnya kelapa dalam ini menjadi salah satu perhatian kami pemerintah daerah,” beber Sasombo.
Selain luas areal dan produksi tanaman perkebunan, Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sitaro juga mencatat jumlah petani kelapa dalam yang mencapai 7.058 rumah tangga.(86)
Komentar