Ketua FPDIP DPRD Sulut, Teddy Kumaat. (Foto ist Antara)
METRO, Manado– Hasil Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) SMA/SMK di Sulawesi Utara yang jeblok hingga ke peringkat 32 dari 34 propinsi, mendapat sorotan dari anggota DPRD, Teddy Kumaat.
Ketua Fraksi PDIP itu mengatakan, hasil UNBK Sulut ini memalukan.
“Dua minggu lalu saya sudah mengingatkan hasil UNBK tahun 2018 peringkat 25 atau 27 SMA/SMK. Sekarang ibarat eselon dua naik ke tiga. Mohon maaf ini beking malo skali. Kita berada di bawah Papua,” kata Kumaat saat rapat kerja dengan Bappeda di DPRD, Senin (20/5/2019).
Ia meminta Bappeda untuk memperbaiki perencanaan di sektor Pendidikan. Karena setahu dia, uang makan minum guru SMA/SMK yang menjadi kewenangan Pemerintah Propinsi telah ditiadakan.
“Saat menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten/kota, uang makan minum guru diberikan bervariasi Rp500 ribu sampai Rp700 ribu. Tapi setelah dipegang Propinsi, dengan waktu mengajar sampai sore malah hilang,” kata dia.
Kumaat mengatakan, kemungkinan kesejahteraan guru bisa menjadi salah satu faktor kualitas pendidikan berkurang dan hasil UNBK turun jauh.
“Mungkin kalo torang beking penelitian banyak juga pengaruhnya. So jadi rahasia umum guru-guru banyak yang terlilit kredit. Jadi banyak juga guru yang tahan lapar, dan bawa roti ke sekolah karena ingin berhemat. Mungkin ini juga berpengaruh,” tambah personel Komisi II bidang Perekonomian dan Keuangan itu.
Terkait pernyataan Kumaat, Kepala Bappeda Ricky Toemanduk memastikan akan memberi perhatian serius terhadap sektor pendidikan. (YSL)
Komentar