METRO, Manado- Untuk mendukung pengembangan pariwisata Likupang sebagai salah satu destinasi pariwisata super prioritas, Angkasa Pura I (API) sementara melakukan pengembangkan Bandara Sam Ratulangi Manado melalui perluasan terminal penumpang menjadi 57.296 meter persegi dari 26.481 meter persegi.
Direktur Utama PT Angkasa Pura I, Faik Fahmi mengatakan, dengan perluasan ini, maka kapasitas terminal tersebut meningkat menjadi 5,7 juta per tahun dibanding sebelumnya yang hanya 2,6 juta per tahun.
“Hingga awal Agustus 2020, progress pengembangan Bandara Sam Ratulangi Manado telah mencapai 24 persen dan ditargetkan dapat selesai pada Desember 2020,” kata Fahmi dalam rilis tertulis yang diterima koran ini, Senin (10/8).
Dari data yang diperoleh METRO, diketahui bahwa saat rampung nanti, Bandara Sam Ratulangi akan memiliki 4 tol gate masuk untuk mobil dan 2 tol gate masuk untuk motor. Sementara untuk tol gate keluar, untuk mobil yang sebelumnya 5 akan menjadi 6, dan untuk motor sebelumnya 1 akan menjadi 2 unit.
Daya tampung parkiran kendaraan di kompleks bandara pun akan meningkat. Untuk mobil yang sebelumnya 350 unit akan menjadi 650 unit, dan untuk motor yang sebelumnya 734 unit akan menjadi 760 unit sepeda motor.
Menurut Fahmi, kontribusi positif API terhadap pertumbuhan ekonomi nasional terus meningkat dari tahun ke tahun yang dapat dilihat dari bertambahnya kapasitas bandara-bandara kelolaan melalui pembangunan bandara baru dan pengembangan bandara eksisting. “Kontribusi terhadap perekonomian daerah, dan perwujudan konektivitas udara di wilayah tengah dan timur Indonesia,” ujar Fahmi.
Untuk mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia, menurut Fahmi API berkomitmen untuk terus melakukan pengembangan bandara-bandara yang dikelolanya. Selain Bandara Sam Ratulangi, saat ini proyek pengembangan juga dilakukan di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Internasional Lombok Praya, Bandara Juanda Surabaya dan Bandara El Tari Kupang yang pengerjaannya telah rampung pada Mei 2020 lalu.
“Pengembangan bandara-bandara Angkasa Pura I dilakukan untuk memperluas konektivitas dan meningkatkan kapasitas trafik angkutan udara di wilayah tengah dan timur Indonesia sehingga dapat mendukung arus wisatawan mancanegara ke berbagai wilayah di Indonesia. Pada akhirnya pengembangan juga dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia,” pungkas Fahmi.(71)