METRO, Manado– Di hari pertama masuk kerja sebagai anggota DPRD Sulawesi Utara periode 2019-2024, legislator PDI Perjuangan, Richard Sualang langung mengkritik akses masuk ke Gedung Cengkih, julukan untuk gedung rakyat Sulut di kawasan Kairagi, Manado.
Ia meminta pihak Sekretariat DPRD tidak membatasi akses masuk bagi masyarakat dan pers. Sualang berharap, gedung DPRD yang dibangun dengan uang rakyat kurang lebih Rp100 miliar itu, harus memiliki jiwa yang benar-benar merakyat.
“Jangan sekedar gedung mentereng. Tetapi harus jadi rumah bagi rakyat, dan terbuka untuk rakyat. Seluruh lapisan masyarakat dan pers bisa mengakses gedung yang di dalamnya ada wakil-wakil mereka,” ucap Richard di ruang fraksi PDI Perjuangan, Selasa (10/09/2019) siang.
Dirinya menggambarkan, bisa saja masyarakat dari daerah luar Manado yang ingin menemui wakil mereka, harus mendapat akses lebih.
“Kalau saya kan gampang saja. Tidak perlu ke kantor, saya ke Mantos saja sudah bisa ketemu konstituen. Bagaimana jadinya dengn rakyat dari Bolmong Raya dan Nusa Utara mencari wakil mereka di rumah rakyat ini. Jadi perlu dimaklumkan,” kata dia lagi.
Mantan Wakil ketua DPRD Kota Manado itu meminta agar gedung rakyat tidak dijadikan seperti sarang walet.
“Sama halnya dengan teman-teman pewarta. Jangan dibatasi akses mereka, karena gedung ini akan jadi sama halnya sarang walet. Ribut di dalam, tapi di luar tidak terdengar apa-apa karena tidak ada teman-teman yang memberitakan kinerja DPRD,” tukas Richard.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh anggota DPRD dari fraksi PDIP, Arthur Kotambunan. Ia mengatakan rakyat dan pers harus mendapat akses masuk ke dalam gedung DPRD.
“Kalau saya, walaupun ruang kerja saya hanya berukuran kecil, tapi akan terbuka untuk rakyat maupun pers yang datang,” tambah dia. (YSL)