Petra Mandagi & Gleen Mononutu semasa hidup
KOMUNITAS Olahraga bersama masyarakat Sulawesi Utara (Sulut) khususnya cabang olahraga Dirgantara dilanda duka mendalam pasca tewasnya dua atlet berbakat cabor terjun payung dan paralayang, Petra Mandagi dan Gleen Mononutu. Kedua jenazah ditemukan Tim SAR dalam reruntuhan Hotel Roa Roa Palu, Sulawesi Tengah, Senin (01/10) siang.
Petra dan Gleen tercatat sebagai peserta pada kegiatan Parade Terjun X-Country 2018 yang digelar dalam rangkaian Festival Pesona Palu Mamoni sebelum terjadinya bencana. Selain Petra dan Gleen tercatat satu atlet bahkan pelatih cabor paralayang dan terjun payung senior Sulut, Franky ‘Kengkang’ Kowaas. Hanya saja, nasib Kengkang hingga saat ini masih belum diketahui.
Kabar hilangnya Petra dan Gleen bersama Kengkang sudah beredar luas di sejumlah media social termasuk dari rekan bahkan keluarga sejak terjadinya bencana Palu. Pingkan Mandagi, kakak Petra kepada media ini mengakui kehilangan kontak dengan sang adik pasca tragedi bencana alam di Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/09) sore.
Kekhawatiran para pelaku olahraga Sulut, keluarga dekat, rekan Petra, Gleen dan Kengkang termasuk Bartholemeus Mononutu, sang ayah Gleen, terus bertambah menyusul hingga dua hari usai bencana, belum juga ada kabar keberadaan mereka, yang diketahui dari hasil pelacakan terakhir lewat telepon selular berada di sekitar Hotel Roa Roa pada saat terjadinya bencana.
Informasi simpang siur tentang keberadaan Petra, Gleen dan Kengkang terus berkembang hingga akhirnya terjawab pada Senin sore usai ditemukannya 11 korban dari reruntuhan Hotel Roa Roa. Ketua Paralayang Indonesia, Wahyu Yudha yang mendapatkan keterangan dari Asgaf Umar, Ketua Paralayang Sulawesi Tengah kemudian memberikan informasi terkait jenazah dua atlet paralayang yang ditemukan di Hotel Roa Roa.
“Setelah keluarga melihat langsung dan mengenali cincin yang bertuliskan nama Stevy, maka dipastikan salah satu jenazah adalah Petra Mandagi. Jadi, dipastikan dua jenazah adalah Gleen Mononutu dan Petra Mandagi. Keduanya adalah atlet paralayang Sulut. Turut berduka cita atas meninggalnya kedua teman kita,” tulis Wahyu Yudha.
Ketua Harian KONI Sulut, Kolonel Inf Theo Kawatu SIP langsung menyampaikan ungkapan duka yang mendalam atas tewasnya dua atlet paralayang Sulut. “Saya atas nama pribadi dan jajaran KONI Sulut menyampaikan turut berduka cita,” ujar Kawatu.
Ungkapan duka dan rasa kehilangan juga diungkapkan Kabid. Olahraga Dispora Manado, Pontowuisang Kakauhe. “Walaupun dikuatkan dengan keyakinan akan kemahakuasaan Illahhi. api kesedihan ini menyelimuti kami sebagai insan apa adanya. Selamat Jalan Sahabatku. Terima kasih telah bersama mensukseskan Manado Fiesta,” ujar Ponto.
Penulis : Denny Andries