Duta Yaki Indonesia Khouni Lomban Rawung
METRO, Manado – Duta Yaki Indonesia, Khouni Lomban Rawung Kamis mengajak masyarakat Sulawesi Utara untuk tidak mengkonsumsi makanan berbahan dasar daging satwa liar terlebih Yaki atau monyet hitam khas Sulawesi.
Bahkan akhir pekan ini pihaknya bersama sejumlah organisasi yang peduli terhadap satwa liar akan standby di salah satu pasar ekstrim yang kerap menjual satwa liar untuk dikonsumsi, guna mensosialisasikan ‘Rayakan Natal dan Tahun Baru tanpa Satwa Liar’.
“Kami yang tergabung dalam Kampanye Solidaritas yaitu Yayasan Selamatkan Yaki, Pusat Penyelamatan Tasikoki, Animal Friends Manado Indonesia dan KMPA Tunas Hijau Airmadidi akan berada di pasar Tomohon pada Sabtu, 22 Desember 2018 untuk meningkatkan penyadartahuan tentang perdagangan illegal daging satwa liar,” tegasnya.
Dalam kampanye tersebut Khouni bersama organisasi lainnya akan menyuarakan kepada orang-orang tentang Yaki dan spesies lain yang dilarang untuk dijual di pasar-pasar.
Seperti diketahui bahwa Yaki hanya ada di Sulawesi Utara kini berstatus sangat terancam punah. Populasi mereka terancam salah satunya oleh perburuan untuk dikonsumsi.
Selain Yaki ditambahkan Khouni ada satwa liar lain seperti kuskus yang dilarang untuk diperdagangkan namun masih sering ditemui di pasar-pasar.
“Perlu diketahui, satwa-satwa liar (termasuk kelelawar dan tikus) serta daging ‘ekstrim’ lain yang dijual di pasar dapat membawa penyakit-penyakit zoonosis yang dapat berakibat fatal bagi manusia, seperti rabies,” ujar wanita yang hobi menyelam ini.
Dan perlu diketahui masyarakat, Sulawesi Utara berada pada peringkat kedua untuk kasus rabies di Indonesia setelah Bali. Penyakit-penyakit zoonosis yang bisa ditularkan satwa liar adalah cacar air, tuberculosis, demam kuning, rubella dan masih banyak lagi.
Ditandaskan Khouni, selain kampanye, pihaknya juga menyediakan informasi-informasi menarik, lomba-lomba serta kegiatan untuk orang dewasa dan anak-anak di stand ‘Selamatkan Yaki’.(CTG)
Komentar