KORANMETRO.COM- Nilai Ekspor Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) pada bulan September 2024 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan bulan Agustus.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Sulut pada bulan September sebesar 59,47 juta dolar, turun 11,57 persen dari nilai bulan Agustus yang sebesar 67,26 juta dolar. Jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2023 atau secara year on year juga mengalami penuruan 13,72 persen.
Kepala BPS Sulut, Aidil Adha, mengungkapkan bahwa penurunan ini dipicu oleh turunnya nilai ekspor komoditi unggulan Sulut yaitu lemak dan minyak nabati atau golongan barang kategori HS 15. “Nilai ekspor dari golongan barang HS 15 ini mengalami penurunan sebesar 3,45 persen daripada bulan sebelumnya,” ungkap Aidil.
Meski begitu, Aidil bilang, komoditas ekspor tertinggi pada September 2024 masih diduduki oleh komoditas lemak dan minyak nabati. “Golongan barang tersebut diekspor ke empat negara tujuan yaitu Belanda, Philipina, Korea selatan, dan Malaysia,” ungkapnya.
Kata Aidil, penurunan juga terjadi dari sisi volume, yang mengalami penurunan sebesar 3,60 persen dibanding bulan Agustus 2024. Adapun komoditas yang mengalami penurunan volume ekspor
terbesar adalah berbagai produk kimia dengan penurunan sebesar 91,65 persen.
“Komoditas yang mengalami peningkatan volume ekspor terbesar adalah garam, belerang, batu, dan semen dengan kenaikan sebesar 113,41 persen,” jelas Aidil.
Ia juga mengungkapkan bahwa nilai ekspor melalui Pelabuhan Bitung mengalami penurunan sebesar 27,21 persen. “Secara volume juga turun. Ekspor melalui Pelabuhan Bitung mengalami penurunan yaitu sebesar 29,71 persen,” ujar Aidil.(ian)