oleh

Parpol Harus Pede Usung Figur Sendiri

Nasdem: Tidak Mengundang tapi Pemberitahuan

METRO, Manado– Adanya pengumuman pembukaan pendaftaran calon gubernur oleh Partai Nasdem, serta dibidiknya 37 figur terbaik Sulawesi Utara untuk mendaftar, mendapat sorotan publik.

Partai politik berjargon restorasi tersebut diminta untuk percaya diri (Pede) mengusung figur internal dan tak perlu melirik figur eksternal. Pun dengan parpol-parpol lainnya.

Hal ini diungkapkan akademi Fisipol Universitas Sam Ratulangi, Ferry Daud Liando kepada wartawan, Selasa (26/11/2019).

Menurut dia, tugas parpol itu adalah mempersiapkan calon pemimpin. Bahkan negara melalui APBN dan APBD menyediakan anggarancukup besar untuk membiayai parpol. “Anggaran itu bermaksud agar parpol mempersiapkan calon-calon pemimpinnya untuk di persiapan, baik dalam Pemilukada maupun Pemilu. Mekanisme persiapan itu adalah merekrut anggota masyarakat untuk jadi kader atau anggota parpol,” ungkap Liando.

Setelah terdaftar sebagai anggota parpol, kata dia, tugas parpol selanjutnya adalah melatih dan mendidik kader-kader untuk menjadi calon pemimpinnya.

Dilatih pengetahuannya, dilatih kompetensi dan kapasitasnya serta dilatih akhlak dan moralnya. Setelah preoses itu berjalan, akan ada masanya masing-masing parpol akan melakukan seleksi bagi anggotanya untuk di persiapkan mengikuti Pemilukada atau Pemilu.

“Mereka adalah utusan parpol untuk ditawarkan ke publik,” tambah dia.

Liando menambahkan, parpol itu memiliki fungsi. Pertama, merumuskan rancangan kebijakan publik yang dibahas bersama para ahli, yang kemudian rancangan kebijakan itu ditawarkan kepadapublik melalui pemilu atau Pilkada.

Kedua, mempersiapkan calon-calon pemimpin untuk memperjuangkan usulan kebijakan publik yang dimiliki oleh parpol baik di DPRD maupun di eksekutif.

Ketiga, memperjuangkan kebijakan publik pada lembaga eksekutif dan legisltaif.

“Parpol yanf selama ini hanya terbiasa melirik kader-kader dari parpol lain adalah parpol yang tidak dewasa. Harusnya masing-masing parpol percaya dengab kader-kader binaannya sendiri,” kata Liando lagi.

Dan kebiasaan parpol besar seperi PDIP, Golkar, Nasdem dan parpol-parpol lain membuka pendafaran calon, ujar Liando, sesungguhnya lebih mengutamakan pada pendekatan pragmatis irasional.

Tabiat parpol seperti ini, kata dia lagi biasanya adalah parpol yang selalu takut kalah. Sehingga untuk menang, segala cara bisa dilakukan, termasuk hal-hal yang tidak masuk akal dan apolitis.

“Jika hanya membuka peluang masuk bagi calon dari bukan kader parpol, lewat mekanisme pembukaan pendaftaran kalangan umum, lalu buat apa parpol itu didirikan. Harusnya masing-masing parpol memberikan pendidikan politik yang baik dengan lebih mengutamakan kader sendiri sebagai calon kepala daerah,” tandasnya.

“Harusnya Nasdem percaya dengan kader-kadernya sendiri. Tak perlu mengambil kader dari luar. Ini juga berlaku untuk semua parpol,” tutup dia.

Sementara Sekretaris DPW Partai Nasdem Sulut, Victor Mailangkay mengklarifikasi soal undangan mendaftar kepada 37 figur terbaik Sulut. Menurut dia, surat yang dimaksud hanyalah bersifat pemberitahuan.

“Bukan undangan, tapi pemberitahuan bahwa pendaftaran bakal calon kepala daerah di Nasdem sudah dibuka,” bantahnya. (YSL)