oleh

PGA Karangetang: Asap Putih Tebal Karena Guyuran Hujan di Kawah

METRO, Sitaro- Gunung Api Karangetang di Pulau Siau Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) mengeluarkan asap putih tebal pada Senin lalu, pukul 07.16 Wita.

Hal itu terpantau secara visual oleh petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) dari Kampung Pehe Kecamatan Siau Barat (Sibar). Akan tetapi, asap putih tebal yang menjulang hingga 400 meter ini bukan karena tekanan dari perut gunung, melainkan akibat air hujan yang menyentuh permukaan kawah panas. “Asap putih tebal itu karena guyuran air hujan pada kawah,” kata Ketua Pos PGA Karangetang, Yudi Tatipang, Selasa (18/05).

Ia mengibaratkan tumpukan bara api yang panas lantas secara disiram air akan menghasilkan asap tebal. Hal demikian juga sering terjadi pada permukaan dua kawah Gunung Karangetang. “Kalau tingginya sampai ratusan meter seperti kemarin, berarti tidak ada tekanan angin kencang di sekitar puncak gunung. Tapi kalau angin kencang, asap yang keluar akan patah, sehingga tidak membumbung tinggi,” jelasnya.

Sebelumnya, teramati adanya tekanan asap putih tebal dari kawah satu setinggi 400 meter dan kawah dua dengan ketinggian 250 meter. Sementara itu, dari laporan aktivitas Gunung Karangetang periode pengamatan 17 Mei 2021, pukul 00.00-24.00 Wita, kondisi meteorologi di sekitar gunung dalam kondisi mendung dan hujan dengan suhu udara 25-32 derajad celcius. Untuk visual, gunung jelas pada kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan kuat teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 400 meter di atas puncak kawah.

Sementara asap kawah dua putih tebal tekanan asap kuat lebih kurang 250 meter. Terkait kegempaan, terekam adanya tektonik jauh sebanyak satu kali dengan amplitudo 50 mm, S-P 12 detik, durasi 35 detik serta tremor menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 0.25-5 mm (dominan 2 mm).

Dari hasil pengamatan ini, pihak PVMBG melalui PGA Gunung Karangetang merekomendasikan masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 1.5 km dari puncak Kawah Dua (Kawah Utara) dan Kawah Utama (selatan) serta area perluasan sektoral ke arah Barat sejauh 2.5 km serta sepanjang kali Malebuhe, mewaspadai guguran lava dan awan panas guguran yang dapat terjadi sewaktu-waktu dari penumpukan material lava sebelumnya karena kondisinya belum stabil dan mudah runtuh, terutama ke sektor selatan, tenggara, barat dan barat daya.

Sedangkan untuk masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai. (86)

Komentar