METRO, Manado- Sejak tahun 2020 pemerintah telah mengalokasikan dana yang besar dalam upaya penanganan pandemi Covid-19 di bidang kesehatan dan pemulihan ekonomi nasional. Di tahun 2021, realisasi belanja Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) sudah mencapai Rp 168,25 triliun atau 41,07 persen dari alokasi APBN tahun 2021.
Di Sulawei Utara (Sulut), realisasi belanja PC-PEN hingga tanggal 9 Juli 2021 sudah mencapai Rp 1,33 triliun.
“APBN saat ini sedang bekerja keras. Pemerintah tidak abai pada kondisi yang sedang terjadi pada beberapa sektor yang terdampak pandemi,” ujar Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Ratih Hapsari Kumumawardani, Rabu (14/7) siang.
Menurut Ratih, belanja PC-PEN untuk Sulut telah terealisasi untuk kluster kesehatan sebesar Rp 233,09 miliar, kluster perlindungan sosial Rp 692,51 miliar, kluster program prioritas Rp 175 miliar dan kluster dukungan UMKM dan korporasi Rp 227,88 miliar.
“Kluster kesehatan terutama untuk therapeutic, vaksinasi dan klaim Covid-19. Jika ada pasien Covid-19 yang masuk rumah sakit hingga meninggal, maka inilah biaya yang dikeluarkan pemerintah. Pemerintah juga menganggarkan untuk uji klinis pengobatan Covid serta pengembangan vaksin merah putih,” ungkapnya.
Dijelaskan Ratih, pada kluster perlindungan sosial realisasi belanja PC-PEN secara signifikan terjadi untuk program keluarga harapan (PKH) Rp 131,17 miliar, sembako Rp 140,37 miliar, bantuan sosial (Bansos) tunai Rp 124,37 miliar, kartu pra kerja Rp 200,46 miliar, BLT desa Rp 96,14 miliar.
“PKH ini penerimanya masyarakat miskin, yang diberikan setiap triwulan, sementara untuk sembako diberikan dengan besaran Rp 200 ribu per keluarga penerima manfaat. Selanjutnya untuk Bansos tunai penerimanya
masyarakat terdampak Covid sebesar Rp 300 ribu per bulan,” ungkapnya.
Pada cluster program prioritas, menurut Ratih realisasi PC-PEN secara signifikan terjadi untuk program padat karya Kementerian PUPR sebesar Rp 173,37 miliar, padat karya Kementerian Perhubungan Rp 1,63 miliar.
“Program padat karya untuk membantu masyarakat. Contohnya revitalisasi drainase, pemeliharaan jalan dan rumah swadaya. Ada juga untuk pembangunan infrastuktur pertanian serta dukungan peningkatan produksi pertanian,” tuturnya.
Adapun belanja PC-PEN untuk kluster dukungan UMKM dan korporasi, kata Ratih dialokasikan untuk bantuan bagi pelaku usaha mikro sebesar Rp 227,88 miliar.
“Di masa pandemi ini, tidak hanya korporasi, yang paling kena dampaknya adalah UMKM. Ada juga belanja subsidi dari pemerintah misalnya dana BPUM yang disalurkan oleh Bank Himbara, pembebasan rekening minimum dan biaya beban listrik,” katanya.
“Kecepatan realisasi anggaran ini menjadi kunci untuk tercapainya target ekonomi yang saat ini sudah terkoreksi,” imbuh Ratih.(71)
Komentar