METRO, Tutuyan- Mungkin ini yang pertama kali di Indonesia, kelompok perempuan dipercayakan untuk mengelolah fasilitas pengolahan emas tanpa mercuri.
Hal ini terjadi di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara (Sulut), dimana kelompok perempuan tergabung dalam Koperasi Bulawan Mandiri Sejaterah Tobongon mendapat kepercayaan dari Yayasan Emas Artisanal Indonesia (YEAI) melalui Program Emas Rakyat Sejaterah (PERS), untuk mengelolah fasilitas pengelohan emas tanpa mercuri di desa tersebut.
Ada pun penyerahan fasilitas tersebut, berlangsung di Lokasi Pengolahan Emas Tanpa Merkuri di Desa Tobongon, Kamis (11/11) kemarin, disaksikan Pemerintah Kabupaten Boltim dan Pemerintah Desa setempat.
Ketua Koperasi Bulawan Sejatera Mandiri, Ganitji Mamonto, mengatakan dirinya bersyukur karena Koperasi yang pengurusnya adalah perwakilan perempuan di desa Tobongon ini diberikan kepercayaan untuk mengelolah fasilitas pengolahan emas ini.
“Terima kasih kepada PERS yang sudah membangun fasilitas pengolahan emas ini. Kami bersyukur juga kepada pemerintah daerah telah memberikan rekomendasi untuk mengelolah koperasi ini,” ungkap Mamonto.
Lanjut Mamonto juga mengajak kepada seluruh warga Tobongon untuk tidak lagi menggunakan merkuri dalam pengolahan emas di Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR), karena merkuri itu sangat berbahaya.
“Kami akan mengemban tugas ini dengan baik, sebagai dukungan untuk menghapus mercuri,” tutupnya.
Country Project Manager PERS Agni Pratama mengungkapkan, program ini dilakukan Yayasan Emas Artisanal Indonesia (YEAI) bekerjasama dengan Artisanal Gold Council (AGC) Kanada untuk mendukung program Pemerintah Indonesia dalam menghentikan penggunaan merkuri di kalangan masyarakat penambang.
“Sebagimana tertuang dalam konvensi minamata yang ditandatangani Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, saat ini Indonesia mulai melakukan transisi dari penggunaan merkuri ke bahan yang lebih ramah lingkungan dan lebih ramah pada kesehatan,” ujarnya.
Agni juga menambahkan bahwa program ini adalah salah satu cara untuk mengenalkan pada masyarakat penambang tradisional untuk mulai melakukan transisi pengolahan emas tanpa merkuri.
“Keberadaan fasilitas ini sejalan dari tujuan pemerintah Indonesia untuk menghapus penggunaan mercuri. Fasilitas ini sangat didukung beberapa Kementerian yang menjadi mitra kami.
Mereka sangat mendukung porogram yg sudah kami jalankan selama 5 tahun ini,” jelasnya.
Lanjut Agni mengatakan, dalam mengelolah fasilitas ini, Koperasi harus didampingi Bumdes Tobongon. Dirinya juga berharap lewat program ini dapat membantu masyarakat dalam informasi terkait bahaya mercuri serta membantu masyarakat dalam segi ekonomi dan kesehatan lingkungan.
“Fasilitas pengolahan emas tanpa merkuri ini juga tidak mengurangi nilai produksi dan bahkan setelah di lakukan penelitian hasilnya malah lebih maksimal.
“Nantiya kami juga masih akan melakukan monitoring operasional setelah fasilitas ini diserahkan guna menjaga agar produksi bisa berjalan maksimal dan bermanfaat bagi perekonomian masyarakat,” tuturnya.
Semetara itu, Bupati Boltim Sam Sachrul Mamonto melalui Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan, MR Alung mengatakan, bahwa Pemerintah Daerah (Pemda) sangat berharap agar dengan adanya fasilitas ini perekonomian masyarakat dapat meningkat.
“Dan juga yang utama adalah masyarakat dapat mengurangi penggunaan merkuri yang dapat mengancam kesehatan dalam produksinya. Kami juga sangat berterima kasih atas terlaksananya program ini yang diharapkan dapat membawa manfaat bagi perekonomian dan kesehatan masyarakat,” ujar Alung.
Alung menambahkan bahwa Pemda Boltim juga berharap semoga bisa ada sinergi antara Bumdes dengan pihak koperasi yang dapat meningkatkan produktivitas serta dapat meningkatkan aspek perekonomian masyarakat.
“Harapan kami dengan adanya penyerahan ini bisa membantu masyarakat dalam hal produksi hasil pertambangan dengan mengedepankan aspek lingkungan dan kesehatan yakni tanpa penggunaan merkuri,” ungkapnya.
Alung juga mengucapkan terimah kasih kepada YEAI dan Pemerintah Kanada melalui AGC yang telah membangun fasilitas ini sekaligus memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya merkuri.
Acara sera terima fasilitas tersebut, diakhiri dengan penyerahan sertifikat Nomor Induk Koperasi (NIK) kepada Koperasi Bulawan Mandiri Sejaterah, yang diserahkan langsung Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulawesi Utara, Ronald Sorongan.
Turut hadir dalam acara tersebut, Kepala Dinas PTSP Boltim, Saprudin Mokoagow, Kepala Disperindagkop Boltim, Norma Linggama, Kepala Dinas P3A Boltim, Kepala Bagian Ekonomi, Kepala Bagian ESDM, Camat Modayag Asral Mamonto, Kapolsek Modayag dan Danramil Modayag, serta Sangadi Tobongon Muhammad Elias.(kg)
Komentar