Visual Gunung Soputan, Selasa (08/10) sore.(ist)
METRO, Ratahan – Bertahan cukup lama bahkan sempat erupsi, status Gunung Soputan yang terletak di Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) diturunkan dari siaga ke waspada.
Penurunan status tersebut, terhitung sejak Selasa (08/10/2019) pukul 16.00 Wita. Penurunan status ini berdasarkan hasil evaluasi terhadap aktifitas Gunung Soputan. Meski masih menunjukkan fluktuasi dan belum stabil serta masih berpotensi erupsi karena masih ditandai guguran lava, namun rendahnya jumlah gempa vulkanik mengindikasikan adanya penurunan suplai magma dari kedalaman,” ujar Ir Kasbani MSc, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dalam rilisnya, Selasa (08/10/2019).
Menurut Kasbani, dilihat dari kondisi tersebut, erupsi yang kemungkinan bisa terjadi jangkauannya hanya di sekitar puncak dan lereng-lereng atas dan tengah gunung. “Secara visual, amatan petugas Pos Pemantau Gunung Soputan Silian Raya, sampai dengan pukul 18.00 wita (kemarin, red), tidak ada asap kawah yang teramati. Sedangkan kegempaan, guguran berjumlah 2 amplitudo 3 mm dengan durasi 8 sampai 10 detik,” jelas Kasbani yang turut diiyakan Fandi Rumimper, salah satu petugas Pos Pemantau Gunung Soputan di Silian Raya.
Meski begitu, larangan bagi masyarakat di sekitar Gunung Soputan ini tetap diberlakukan. Kasbani meminta agar warga tidak beraktifitas dalam radius 1,5 km dari puncak gunung, dan area sektoral sejauh 2,5 km dari puncak ke arah lereng barat-barat daya.
“Masyarakat yang bermukim dan beraktifitas di sekitar gunung, agar menyiapkan masker untuk antisipasi hujan abu jika terjadi erupsi. Selain itu, masyarakat yang beraktifitas di Sungai yang berhulu di Gunung Soputan yakni Sungai Ranowangko, Lowian, Popang dan Londola Kelewaha agar waspada terhadap ancaman aliran lahar terutama saat musim hujan,” tandas Kasbani sembari meminta Pemerintah setempat untuk terus berkoordinasi dengan Pos Pemantau Gunung Soputan di Silian Raya atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana di Bandung.(ian)