METRO, Manado- Kota Manado mengalami deflasi sebesar 0,09 persen di bulan Januari 2020. Tarif angkutan udara menjadi penyumbang deflasi terbesar di Kota Manado yaitu sebesar 0,4066.
“Deflasi di Manado disebabkan karena adanya penurunan indeks harga konsumen (IHK, red) dari 105,95 pada Desember 2019 menjadi 105,85 pada Januari 2020,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara, Ateng Hartono, Senin (3/2) kemarin.
Dijelaskan Ateng, komoditas yang memberikan sumbangan andil terbesar terhadap deflasi Kota Manado adalah angkutan udara, tomat, lemon, bensin, ikan oci, daun bawang, daging ayam ras, jeruk nipis/limau, hand body lotion, dan pasta gigi.
“Sementara komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar adalah ikan cakalang atau ikan sisik, ikan selar atau ikan tude, bawang merah, rokok kretek filter, roti manis, cabai rawit, emas perhiasan, minyak goreng, tissu dan pisang,” ungkap Ateng.
Menurutnya, dari 90 kota pantauan IHK nasional, sebanyak 79 kota mengalami inflasi dan 11 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi, kata Ateng terjadi di Kota Meulaboh sebesar 1,44 persen dan terendah di Kota Gorontalo sebesar 0,03 persen.
Kota Bau-Bau, menurut Ateng mengalami deflasi tertinggi sebesar 1,39 persen, sementara Kota Kudus mengalami deflasi terendah sebesar 0,01 persen. Kota Manado menempati urutan ke-10 inflasi tertnggi di Pulau Sulawesi dan urutan ke-85 secara nasional.
“Kota-kota IHK di Pulau Sulawesi yang berjumlah 13 kota, pada Januari 2020 tercatat delapan kota mengalami inflasi dan lima kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di Pare-Pare dan inflasi terendah di Gorontalo. Deflasi tertinggi terjadi di Bau-Bau dan deflasi terendah terjadi di Kota Mamuju,” tukas Ateng.(71)