METRO, Bitung- Dinas Kesehatan Pemkot Bitung menyampaikan permohonan maaf. Kerumunan orang yang terjadi saat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 12-17 tahun jadi penyebab.
“Kami mohon maaf. Harus diakui ada kelalaian saat kegiatan itu (vaksinasi,red),” ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan Pemkot Bitung, Pitter Lumingkewas, Kamis (15/07) kemarin.
Pelaksanaan vaksinasi itu diadakan di Tribun Upacara Kantor Walikota Bitung. Peserta vaksinasi dikhususkan untuk pelajar SMP dan SMA atau sederajat. Kerumunan tak bisa dihindari karena jumlah yang datang lebih dari 1.000 orang.
Pelak saja, situasi itu sempat viral di media sosial setelah foto kerumunan diunggah sejumlah netizen. Sorotan dan kritikan atas kegiatan itu langsung bermunculan.
Pitter pun menjelaskan pemicu situasi tersebut. Menurut dia, keterbatasan kouta vaksin jadi faktor utama.
“Jadi sebenarnya peserta vaksin cuma 500 orang. Itu menyesuaikan dengan jumlah vaksin yang tersedia. Makanya sewaktu pendaftaran prosesnya kita lakukan tertutup. Dilakukan secara online tapi kita batasi. Begitu sudah sesuai kouta langsung kita tutup,” terang dia.
Nyatanya, begitu pelaksanaan jumlah yang datang di luar perkiraan. Terlebih ada kebijakan yang dikeluarkan Dinas Kesehatan terkait kegiatan itu, yakni anak-anak peserta vaksin harus datang bersama orangtua.
“Kalau yang datang sesuai jumlah yang mendaftar pasti tidak begitu. Tapi ini benar-benar di luar perkiraan. Kami tidak tahu mereka (peserta tak terdaftar,red) dapat informasi dari mana sehingga bisa datang,” ungkap Pitter seraya mengakui pihaknya kewalahan.
Mantan Direktur RSUD Bitung ini berjanji situasi tersebut jadi pelajaran. Kedepan kata dia, pihaknya akan lebih mempersiapkan dengan matang kegiatan vaksinasi. Situasi seperti di atas diupayakan tidak terjadi lagi.
“Jadi sekali lagi kami mohon maaf. Kami tidak mungkin menginginkan hal seperti itu terjadi. Kami akan berbenah supaya di waktu yang akan datang bisa lebih baik,” tuturnya.
Elemen masyarakat tak lupa memberikan masukan ke instansi terkait. Darma Baginda, salah satu warga di Kecamatan Maesa, menyarankan untuk kegiatan berikut sebaiknya dibagi per kecamatan.
“Supaya peserta tersebar dan tidak menumpuk. Kalau hanya dipusatkan di satu lokasi kejadiannya akan seperti ini,” tukasnya seraya berharap kondisi di atas tidak memunculkan klaster penularan baru.(69)