oleh

Warga Kakenturan jadi Susah Akibat Jalan Tol

METRO, Bitung- Kehadiran jalan tol tak melulu punya dampak positif bagi masyarakat. Contohnya seperti yang dialami sebagian warga di Kelurahan Kakenturan Satu, Kecamatan Maesa. Semenjak infrastruktur tersebut hadir di Bitung, permukiman mereka jadi langganan banjir.

Informasi dirangkum Selasa (09/02) kemarin menyebut, banjir lokal kerap terjadi di Kelurahan Kakenturan Satu pasca kehadiran Jalan Tol Manado-Bitung. Meski cepat surut, kondisi itu cukup mengkhawatirkan karena genangan air yang muncul melebihi tinggi anak-anak.

Faktor utama penyebab banjir memang bukan mutlak karena jalan tol. Pemicu paling mendasar adalah pembangunan fasilitas itu yang terkesan mengabaikan dampak lingkungan. Sudah begitu, letak jalan tol yang berada di perbukitan makin memperparah keadaan.

“Ada jalan tol justru kami yang jadi susah,” keluh salah satu warga di Kelurahan Kakenturan Satu, Iwan Ishak, perihal kondisi dimaksud.

Di wilayah tempat tinggalnya, tepatnya di Lingkungan Satu, banjir sudah berkali-kali terjadi. Terakhir kejadian itu berlangsung pada Senin (08/02) siang. Hujan deras yang mengguyur kurang lebih dua jam membuat rumah Iwan dan tetangganya terendam air.

“Yang paling dikhawatirkan kalau hujan tengah malam atau subuh. Kalau tidak berjaga takutnya ada korban jiwa yang akan muncul,” katanya.

Iwan menerangkan jika banjir terjadi sekitar 50an kepala keluarga di Lingkungan Satu pasti kesusahan. Permukiman mereka akan terisolasi karena tak bisa diakses dari sisi manapun. Tak cuma itu, kondisi rumah dan perabotan di dalamnya dipastikan terdampak karena ketinggian banjir.

“Contohnya kemarin (Senin,red), air hampir setinggi dada orang dewasa dan mengalir cukup deras. Akibatnya kami tak bisa kemana-mana karena sudah terkurung. Begitu juga yang mau datang atau pulang ke rumah, tidak bisa masuk karena tidak ada jalan sama sekali. Jadi kalau hujan berlangsung lebih lama, bisa-bisa rumah kami hanyut dan ada yang meninggal,” paparnya.

Iwan menyatakan jika kondisi itu sudah pernah dilaporkan ke Pemkot Bitung serta pengembang jalan tol. Akan tetapi, sampai detik ini tindak lanjut atas keluhan tersebut belum nampak sama sekali. Permintaan mereka untuk membuat jalan air di sekitar permukiman seolah enggan direspon.

“Dinding pembatas jalan tol yang dibangun tidak ada jalan air. Itu sebabnya ketika hujan air menumpuk dan mengalir ke permukiman kami. Makanya kami sudah minta dibuatkan jalan air supaya tidak lagi banjir. Sudah beberapa kali disampaikan tapi nyatanya sampai sekarang belum dilakukan,” ketusnya.

Terpisah, Camat Maesa Herny Posumah mengakui situasi yang terjadi. Ia membenarkan bahwa wilayah Kakenturan Satu, Lingkungan Satu jadi daerah langganan banjir. Ia juga membenarkan bahwa keluhan warga sudah disampaikan ke pihaknya dan pengembang jalan tol.

Akan tetapi, ketika ditanya tindak lanjut atas keluhan itu ia tak menjawab. “Iya, sudah disampaikan. Di situ memang rawan banjir sejak beberapa waktu terakhir,” ucapnya ketika dihubungi.

Lain lagi dengan PT PP Presisi selaku pelaksana pembangunan jalan tol. Upaya konfirmasi ke mereka belum membuahkan hasil sampai berita ini selesai dibuat. Dan sejauh ini upaya serupa ke perusahaan itu memang kerap buntu. Mereka terkesan tertutup dalam meladeni kalangan jurnalis.(69)

Komentar