METRO, Sitaro- Meski telah berada pada level II waspada, namun Gunung Api Karangetang di Pulau Siau Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) terus menunjukan aktivitas yang menonjol.
Seperti yang terpantau oleh petugas Pengamat Gunung Api (PGA) Karangetang pada Senin (17/05) sekira pukul 07.16 Wita. Di mana dari pengamatan visual terlihat adanya tekanan asap putih tebal dari kawah satu dengan ketinggan 400 meter dan kawah dua setinggi 250 meter. “Visual pagi ini, dari kedua kawah yang ada di Gunung Karangetang terlihat adanya tekanan asap putih tebal,” ungkap Kepala PGA Karangetang Yudi Tatipang lewat grup perpesan “Info Gunung Karangetang.”
Sementara itu, laporan aktivitas gunung api periode pengamatan Minggu (16/05/2021) pukul 00.00-24.00 Wita disebutkan visual gunung jelas dengan kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III.
Asap kawah bertekanan kuat teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 600 meter di atas puncak kawah serta asap kawah dua putih tebal tekanan asap kuat lebih kurang 400 meter.
Untuk kegempaan jenis hembusan sebanyak empat kali dengan amplitudo 5-7 milimeter (mm) berdurasi 15 detik. Seterusnya untuk hybrid atau fase banyak berjumlah satu kali dengan amplitudo 7 mm berdurasi 15 detik. Sedangkan vulkanik dangkal teramati sebanyak lima kali dengan amplitudo 4-10 mm selama 3-6 detik.
Selanjutnya vulkanik dalam satu kali dengan amplitudo 26 mm, S-P 0.5 detik durasi 6 detik serta tektonik jauh berjumlah empat kali dengan amplitudo 10-25 mm, S-P : 15-17 detik durasi 45 detik.
Dari aktivitas ini, masyarakat dan pengunjung/wisatawan diminta agar tidak mendekati atau melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 1,5 km dari puncak Kawah Dua (Kawah Utara) dan Kawah Utama (selatan) serta area perluasan sektoral ke arah Barat sejauh 2,5 km serta sepanjang kali Malebuhe.
Selain itu, warga juga diingatkan untuk mewaspadai guguran lava dan awan panas guguran yang dapat terjadi sewaktu-waktu dari penumpukan material lava sebelumnya, mengingat kondisi yang belum stabil dan mudah runtuh, terutama ke sektor selatan, tenggara, barat dan barat daya.
Sedangkan untuk masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang diminta untuk meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai.(86)