METRO, Manado- Data Badan Pusat Statistik mencatat, Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulawesi Utara pada bulan Juni 2021 sebesar 108,09 atau naik 2,42 persen, dibandingkan bulan bulan sebelumnya.
Subsektor tanaman perkebunan rakyat menjadi penyumbang tertinggi terhadap nilai NTP di Sulut, dengan kenaikan mencapai 3,75 persen, di bulan Mei masih 107,99 menjadi 112,04 di bulan Juni.
“Membaiknya NTP di subsektor ini dipengaruhi oleh peningkatan harga komoditi cengkeh, aren, karet, kelapa, kakao,” ujar Kepala BPS Sulut, Asim Saputra.
Selain tanaman perkebunan rakyat, menurut Asim sektor Hortikultura juga mengalami kenaikan yang cukup tinggi di bulan Juni, mencapai 3,94 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Dari 101,38 pada bulan Mei menjadi 105,38 di bulan Juni.
“Kenaikan NTP di subsektor ini karena naiknya indeks sayur-sayuran yang mencapai 3,93 persen dan indeks buah-buahan sebesar 3,12 persen,” jelas Asim.
Menurutnya, NTP pada subsektor tanaman hortikultura ini dipengaruhi oleh meningkatnya harga komoditi sayuran di tingkat produsen seperti tomat, labu siam dan bawang daun.
“Sedangkan pada buah-buahan meningkatnya harga nanas,” ungkap Asim.
Kenaikan nilai NTP, kata Asim juga terjadi di subsektor peternakan, naik 1,59 persen dibanding bulan sebelumnya. Dari nilai 99,63 di bulan Mei menjadi 101,22 pada bulan Juni.
“Kenaikan NTP di subsektor ini berasal dari peningkatan indeks ternak kecil sebesar 2,69 persen terutama pada ternak Babi, dan kenaikan indeks ternak besar yang mencapai 0,38 persen pada ternak sapi potong,” katanya.
Asim juga mengungkapkan bahwa penurunan indeks harga yang diterima petani pada indeks tanaman palawija komoditi, terutama pada komoditi jagung, talas, dan ketela pohon, menyebabkan menurunnya NTP di subsektor tanaman pangan.
“Nilai tukar nelayan dan pembudidayaan ikan di subsektor perikanan juga mengalami penurunan. Di bulan Juni turun 0,71 persen menjadi 104,60 dibandingkan dengan bulan Mei yang masih sebesar 105,35,” pungkasnya.(71)