Penulis: Irene Sinthia Suyadi, S.H.
Mahasiswi pada program studi Magister Hukum
Pascasarjana Universitas Negeri Manado di Tondano
MANADO kota yang kaya akan budaya dan agama, menjadi contoh nyata toleransi dan kedamaian untuk kota-kota lain. Sejarah panjang budaya di Manado telah membentuk masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan.
Manado telah menjadi titik pertemuan berbagai suku dan agama. Percampuran ini menciptakan keragaman yang kaya dan saling melengkapi. Namun, masih banyak yang belum tau bahwa perkelahian antar kelompok di Manado sering terjadi. Contohnya kasus yang baru saja terjadi tawuran antar kampung (Tarkam) antara Kampung ketang dan Wonasa yang mengakibatkan 2 orang terkena panah wayer. Peristiwa ini memiliki dampak yang besar bagi masyarakat, mulai dari korban jiwa, kerusakan harta benda, hingga terganggunya aktivitas dan mobilitas Masyarakat.
Akar masalah perkelahian antar kelompok di Manado sangat kompleks dan saling terkait. Selain faktor pemicu langsung seperti konsumsi minuman keras, saling adanya ketersinggungan, masalah ini juga dipengaruhi oleh kurangnya perhatian orangtua, terbatasnya akses pendidikan dan pelatihan, serta sulitnya mencari pekerjaan.
Kondisi sosial ekonomi yang kurang baik dan kurangnya pemahaman tentang nilai-nilai sosial yang positif turut memperparah situasi. Kondisi ini menciptakan rasa frustrasi dan ketidakpuasan di kalangan pemuda, yang kemudian memicu tindakan kekerasan.
Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan. Selain meningkatkan keamanan melalui patroli rutin Harkamtibmas, upaya pencegahan harus berfokus pada penguatan nilai-nilai sosial, pendidikan karakter, dan pemberdayaan masyarakat. Pembentukan forum komunikasi antar kampung, pembangunan infrastruktur sosial yang memadai, seperti fasilitas olahraga dan rekreasi untuk menyalurkan energi positif dan mempererat hubungan antarwarga. Serta peningkatan kualitas pendidikan sosial dan pengetahuan tentang hukum merupakan langkah penting untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuhnya rasa persatuan dan kebersamaan.
Pencegahan radikalisme dan ekstremisme juga menjadi hal yang sulit. Dengan meningkatkan pemahaman tentang agama diharapkan masyarakat dapat terhindar dari pengaruh paham-paham radikal yang dapat memicu konflik. Kolaborasi yang erat antara pemerintah, masyarakat, tokoh agama, dan berbagai pihak terkait lainnya sangat diperlukan untuk mewujudkan masyarakat yang aman, damai, dan sejahtera.
Pada akhirnya, solusi untuk mengatasi perkelahian antar kelompok di Manado terletak pada upaya bersama dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Dengan memberikan kesempatan yang sama bagi semua warga, meningkatkan kualitas hidup, serta menanamkan nilai-nilai toleransi dan saling menghormati, diharapkan masalah ini dapat diselesaikan secara tuntas dan berkelanjutan.
Sebagai tambahan, peran media massa juga sangat penting dalam membentuk opini publik dan mendorong perubahan perilaku. Media harus berperan aktif dalam menyebarkan informasi yang positif, membangun narasi persatuan, serta menghindari pemberitaan yang provokatif. Selain itu, penting juga untuk melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pemuda sebagai agen perubahan dalam upaya menciptakan lingkungan yang damai dan harmonis di Kota Manado.(iss)
Komentar