Renungan 150 Hari Kerja Pemerintahan Sitaro Masadada: Menakar dan Menghitung Prestasi Sang Srikandi

Oleh: Everly R Tumbio (Ka Ucil)

SEMENJAK mengikuti program penggemblengan Presiden Prabowo, yaitu ret-ret kepala daerah di Akademi Militer Magelang, yang tujuannya untuk membekali para pemimpin daerah agar memahami tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan roda pemerintahan, seakan membentuk jiwa kepemimpinan besar bagi satu-satunya kepala daerah wanita di 15 kabupaten/kota yang ada di propinsi Sulawesi Utara ini.

Bacaan Lainnya

Seperti kisah Gatotkaca yang digodok di kawah gunung Candradimuka menjadi ksatria perkasa yang siap menghadapi segala tantangan, demikianlah sifat anggun dan bersahaja ini telah di tempa sehingga terbentuk menjadi seorang pemimpin daerah yang berani, bermental baja dan berjiwa petarung. Dan kini wanita jelita yang menjadi Kepala Daerah Kabupaten Kepulauan Sitaro ini telah menjadi pelita.

Namun memimpin daerah yang nota bene letak geografisnya terbentuk dari daerah kepulauan bukanlah hal yang mudah. Semangat karakter pemimpin yang tidak pernah tinggal diam ini tetap menyala sekalipun harus berjibaku mengarungi lautan yang keadaan cuacanya bergelora di tengah badai dan ombak besar.

Pribadi yang frontal tidak pernah takut dan pantang menyerah inilah yang membawa sosok pemimpin wanita sebagai Bupati Kepulauan Sitaro Chintya Inggrid Kalangit, SKM, ini di juluki Sang SRIKANDI dari Nusa Utara.

Akan tetapi sejak dilantik 20 Februari 2025, pada awal langkah pemerintahannya sempat di terpa isu tak sedap. Banyak komentar miring tertuju kepada wanita anggun dan bersahaja yang menakhodai Bumi Karangetang, Mandolokang dan Kolo-kolo ini.

Mulai dari isu pribadi yang minim pengalaman politis dan birokrasi, kemudian tudingan membentuk sistem pemerintahan oligarki sampai pada sistem monopoli orang-orang terdekat.

Padahal kenyataannya Pemerintahan Kepulauan Sitaro yang baru di lantik ini, sedang membangun dan menyusun bentuk pemerintahan dari dasar Meritokrasi. Yaitu sistem yang memilih figur-figur berprestasi serta pribadi-pribadi Birokrasi yang mempunyai track record terbaik dan mumpuni untuk ikut mengelolah roda pemerintahan yang mempunyai Jargon: Sitaro Maju, Sejahtera, Damai, Indah & Aman (Masadada), untuk lima tahun ke depan. Namun anomali pesimistis & kritikan negatif terasa membahana di negeri 47 pulau ini.

Seperti rentetan tembakan magasine yang lahir berbentuk keragu-raguan, & sinisme yang kemudian berusaha di kemas dan berusaha di bangun kearah degradasi kepercayaan masyarakat khususnya masyarakat Sitaro oleh segelintir oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk menjadikannya sebagai opini basi & berbau sampah di tengah-tengah kehidupan masyarakat Sitaro. Tujuannya, ingin menyudutkan atau bahkan melemahkan sistem kerja Pemerintahan Sitaro, sehingga lewat narasi-narasi yang sangat tidak objektif dan terlalu tendensius ini di harapkan bisa mempengaruhi nilai elektabilitas dan nilai kinerja pemerintahan Sitaro Masadada bisa jadi semua ini lahir dari para lawan politik semasa Pilkada atau kelompok yang bersatupadu dalam kolaborasi orang-orang pengejek yang menunjukan ketidaksukaan pada sang Srikandi.

Tetapi jika kita mengacu dan masuk dalam hitungan waktu masa Pemerintahan yang baru berjalan 150 hari kerja, ini berarti periode perhitungan masa kerja masih terhitung 8 persen dari rujukan waktu lima tahun ke depan atas apa yang di percayakan masyarakat Sitaro saat terpilih sebagai pemimpin. Waktu yang terlalu singkat untuk memberi kesimpulan. Padahal ukuran yang harus dikerjakan dan di pertanggung jawabkan masih panjang dan masih harus berjalan dalam periode waktu yang lama.

Konsep pandangan pesimistis yang terlalu prematur untuk dijadikan ukuran perhitungan dalam nilai keberhasilan Pemerintahan Sitaro Masadada. Tetapi pada akhirnya semua menjadi mubazir tatkala kualitas Pemerintahan Sitaro Masadada mulai menunjukan karya nyata di 150 hari kerja berjalan ini.

Bumi ini memang bulat. Terkadang pandangan datar tidak akan bersinergi dengan keniscayaan. Namun, ketika langkah Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Sitaro Masadada yang terus melangkah, melangkah menunjukan karya nyata.

Dari sanalah kisah prestasi mulai mencatat & menghitung pencapaian-pencapaian manis yang berbuah penghargaan dalam berbagai bentuk award.

Program-program kerja baru dalam Pemerintahan Sitaro Masadada mulai disusun. Pembenahan dalam tugas-tugas birokrasi, bahkan perbaikan di segala lini kehidupan pemerintahan dari tingkat atas sampai tingkat bawah mulai dikerjakan

Infrastrukur yang sempat terbengkalai pada masa pemerintahan sebelumnya mulai di selesaikan.Tujuannya untuk berusaha mensejahterakan seluruh masyarakat Sitaro dalam iklim perubahan pemerintahan yang baru.

Sebut saja beberapa catatan khusus yang telah dinikmati oleh seluruh masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sitaro yang sudah di kerjakan oleh Sang Srikandi: Perbaikan dan Pembenahan sarana pelayanan publik; Perbaikan data-data masyarakat penerima Bansos; Pembenahan masalah infrastruktur pendidikan; Sarana kesehatan mengaktifkan kembali Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi masyarakat penerima bantuan JKN yang mengalami penon aktifan pada beberapa waktu yang lalu dan bahkan memberikan bantuan BPJS Kesehatan dan upayakan pendaftaran kembali untuk masyarakat Sitaro kurang mampu yang harus layak menerima hak bantuan BPJS Kesehatan, dan juga di rencanakan untuk pembangunan rumah sakit daerah yang akan dibangun lebih memadai dengan peralatan yang lebih canggih dan lengkap; Perbaikan sarana kebutuhan air bersih; Perbaikan sarana listrik lewat pengadaan mesin lampu di keseluruhan kepulauan Sitaro sebagai kebutuhan penerangan; pengoperasian sarana transportasi udara dengan adanya penerbangan Manado-Siau; Siau-Manado; Pembenahan sarana transportasi laut perbaikan dan penyempurnaan kapal transport milik Pemerintah Daerah: KMP Lokongbanua dan KMP Lohoraung lewat PD Pelayaran, yang merupakan kebutuhan krusial untuk menjangkau seluruh masyarakat kepulauan Sitaro secara keseluruhan; Bahkan telah di lakukan pembayaran iuran Jamsotek Ketenagakerjaan lebih dari 3 ribu masyarakat pekerja rentan yang akhirnya juga berhak menerima bantuan BSU BPJS Ketenagakerjaan; Pemerataan pengadaan pelayanan komunikasi terhadap daerah-daerah yang susah mendapatkan signal (Blindspot) yang sekarang akhirnya sudah menikmati akses komunikasi dengan lancar; Penyaluran beras SPHP secara merata yang di awasi secara ketat di seluruh pasar yang ada di Kabupaten Sitaro; Realisasi bantuan bencana yang terdampak banjir dan tanah longsor, dan bahkan banyak yang sudah diselesaikan termasuk infrastrukur yang sempat terbengkalai dan terkatung-katung pada masa pemerintahan sebelumnya dan kini menjadi tanggung jawab warisan yang juga adalah residu tugas-tugas dari pemerintahan yang lama dan berusaha di selesaikan.

Bahkan ada persoalan yang menjadi perhatian khusus yaitu persoalan penyelesaian bantuan untuk masyarakat yang terdampak bencana gunung ruang. Dan pada tanggal 14 Juli 2025 telah di laksanakan pembayaran termin pertama untuk bantuan bagi masyarakat yang mengalami kerusakan fasilitas tempat tinggal akibat imbas erupsi Gunung Ruang.

Selanjutnya untuk penyelasaian sepenuhnya tinggal menunggu waktu yang di tentukan. Dan yang tak kala penting yang sementara di perjuangkan oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sitaro adalah upaya untuk pembangunan dermaga di beberapa titik penting di Kabupaten Kepulauan Sitaro, terutama dermaga kapal fery di bagian timur pulau terluar yang ada di Kabupaten Sitaro yaitu Pulau Makalehi.

Deretan prestasi di atas menunjukan catatan yang sungguh luar biasa. Hal ini dikarenakan umur pemerintahan Sitaro Masadada baru memasuki 150 hari kerja. Namun atas dasar semangat dan etos kerja yang menyala-nyala dari sang SRIKANDI yang punya moto pribadi: “Biar Tuhan Yang Atur, Tugas Kita Hanya: Bertempur dan Bersyukur”, hal ini bukanlah sekedar sebuah refleksi kehidupan tapi mampu menunjukan manifestasi dalam optimalisasi hasil kerja yang luar biasa.

Sang Srikandi ternyata sedang menunjukan Kapasitas dan Kapabiltas seorang Pemimpin Daerah yang sungguh mempunyai pribadi sangat rendah hati dan sangat berkualitas. Bahkan sang Srikandi sedang mengubah style dan gaya kepemimpinan yang spektakuler di Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Sitaro, yaitu mengadaptasi warna Pemerintahan yang dulunya bergaya duduk diam di belakang meja dan hanya memberi catatan-catatan perintah sambil merenung, menunggu & mendengar setiap laporan berbalut puji-pujian dari garis bawahan kini berubah, Sang SRKANDI turun langsung menyelesaikan segala persoalan sampai ke tingkat yang paling bawah sekalipun.

Sehingga menjadikan warna pemerintahan berubah menuju sebuah gebrakan yang mendobrak dan menghancurkan kesenjangan dan kecemburuan sosial antara tingkat atas & tingkat bawah. Antara pemimpin, bawahan & masyarakat menyatu dalam keseragaman kebutuhan.

Tipe pemimpin yang selalu berinisiatif turun ke tingkat bawah kala mendengar keluh kesah masyarakat. Bahkan selalu melawat masyarakat yang mengalami dukacita untuk memberi penghiburan bahkan juga memberi bantuan bagi masyarakat yang kurang mampu saat mengalami dukacita.

Sifat populis dan bersahaja dari sangk SRIKANDI sebagai sebuah cerminan seorang pemimpin yang mempunyai metode kepemimpinan: “Iing Ngarso Sung Tulodo”; “Ing Madya Mangun Karso”; ”Tut Wuri Handayani” yang artinya: “Memberi contoh & teladan, di tengah-tengah semangat membangun, dan sambil memberi dorongan”

Majulah Sitaro Masadada, Bravo Sang Srikandi

Juni 2025, Inspirasi dari Pulau Makalehi

Pos terkait