Adriana Bawues jadi Kebanggaan Bitung

METRO, Bitung- Salah seorang perempuan asal Bitung menerima penghargaan di Istana Negara, Jakarta pada peringatan Hari Kartini 2022. Perempuan tersebut bernama Adriana Bawues, guru honorer di Pulau Lembeh.

Adriana menerima penghargaan pada Kamis (21/04) kemarin, tepat pada peringatan Hari Kartini tahun ini. Penghargaan itu diberikan oleh Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE-KIM), wadah non profit yang anggotanya para istri Menteri Kabinet Indonesia Maju.

Penghargaan bagi Adriana berupa piagam yang diserahkan oleh Ratna Megawangi, istri Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil. Penghargaan diberikan atas jasanya mengabdi sebagai guru honorer selama kurang lebih 15 tahun.

Adriana tercatat menjadi guru honorer di SMP Negeri 15 Satu Atap Bitung sejak 2007 silam. Sekolah itu berlokasi di Kelurahan Dorbolaang, Kecamatan Lembeh Selatan, salah satu daerah pelosok di Kota Cakalang.

Terpilihnya Adriana menerima penghargaan disambut antusias Walikota Bitung Maurits Mantiri. Ia mengaku ikut bangga dengan pencapaian itu. Bahkan menurut dia, kebanggaan tersebut bukan cuma milik Adriana saja, melainkan milik seluruh masyarakat Bitung.
“Banyak selamat untuk Ibu Adriana. Prestasi yang diraih merupakan kebanggaan bagi kita semua warga Bitung. Ibu telah memberikan teladan bagi banyak orang atas keberhasilan ini,” tutur Maurits.

Apresiasi serupa juga diutarakan Ketua TP-PKK Bitung Rita Mantiri-Tangkudung. Dikatakannya, prestasi Adriana bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama kaum perempuan.
“Kegigihan, pemberian diri, kesabaran dan semangat yang ditunjukkan Ibu Adriana patut ditiru. Ini sebuah kisah inspirasi tentang pengadian di bidang pendidikan. Karena itu bertepatan dengan peringatan Hari Kartini pada hari ini, saya harap kaum perempuan di Bitung bisa meneladani Ibu Adriana. Kedepan harus ada Adriana-Adriana lain yang akan muncul ke permukaan,” paparnya.

Adriana ke Jakarta tidak sendiri. Dirinya didampingi sang atasan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Eugenie Mantiri, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Meiva Woran, serta sejumlah pejabat.(69)

Komentar