Volume Ekspor Sulawesi Utara Turun 40 Persen

Komoditas ekspor nonmigas Sulut masih didominasi golongan barang lemak dan minyak nabati.

METRO, Manado- Volume ekspor Sulawesi Utara bulan Februari 2021 menurun sebesar 40,94 persen dibanding Januari 2021.

Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Norma Regar mengatakan, salah satu komoditi yang mengalami peningkatan volume ekspor terbesar adalah kayu, barang dari kayu sebesar 85,51 persen dan kopi, teh, rempah-rempah sebesar 82,02 persen.

Bacaan Lainnya

“Sedangkan komoditi dengan penurunan volume terbesar adalah perhiasan/permata sebesar 74,35 persen dan ampas sisa industri makanan sebesar 72,37 persen,” ujar Norma.

Sementara komoditi dengan berat terbesar, menurut Norma adalah lemak dan minyak nabati, yang mencapai 43.690,70 ton atau 52,17 persen dari total berat impor. Diikuti garam, belerang, kapur yang mencapai 22.500,00 ton atau 26,87 persen dari total berat impor.

“Kontributor tertinggi terhadap nilai ekspor Sulut pada Februari 2021 diduduki oleh komoditi lemak dan minyak nabati,” ungkap Norma.

Dijelaskannya, pada bulan Februari terjadi peningkatan share golongan ini terhadap total ekspor menjadi 55,96 persen, dibandingkan dengan bulan yang lalu yang mencapai 43,26 persen.

“Golongan barang tersebut pada bulan Februari diekspor ke lima negara tujuan, yaitu Amerika Serikat, Singapura, Malaysia, Tiongkok, dan Korea Selatan,” katanya.

Norma juga mengungkapkan bahwa nilai ekspor nonmigas Sulut pada bulan Februari 2021 senilai 93,78 juta dolar. Mengalami penurunan sebesar 0,53 persen dibandingkan Januari 2021 yang senilai 94,28 juta dolar.

“Dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2020, nilai ekspor Sulut meningkat 59,16 persen,” tandasnya.(71)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan