Klabat Mumbunan saat mendaki Gungung Klabat.
METRO, Airmadidi – Klabat Mumbunan anak perempuan akhirnya bisa mencapai keinginannya mendaki Klabat, gunung tertinggi di Sulawesi Utara (2.100 meter di atas permukaan laut) yang terletak di Kabupaten Minahasa Utara, Sabtu (22/05/2021).
Klabat merayakan ulang tahunnya ke-9 yang jatuh pada bulan Mei ini dengan mendaki Klabat. Uniknya ini pertama kalinya Klabat mendaki gunung. “Aku ingin mendaki gunung aku”, ujar Klabat, siswi kelas 3 SD di Cibubur, Jakarta.
Ia mendaki bersama beberapa anggota KMPA Tunas Hijau Airmadidi dan ayahnya Sonny Mumbunan dari jalur pendakian Airmadidi. Orang tua Klabat yaitu Sonny Mumbunan turut mendirikan KMPA Tunas Hijau tahun 2002 yang meupakan organisasi kaum muda pencinta alam dimana kiprahnya telah dikenal luas dalam gerakan lingkungan di Sulawesi Utara.
“Saya senang dapat mendaki gunung bersama teman-teman. Tidak terlalu lelah karena bisa memanjat, melomat. Senang bisa melihat burung dan pohon-pohon,” tutur Klabat.
Sementara kakak dari ayah Klabat yaitu Elda Mumbunan, dikenal sebagai tokoh pendiri Kabupaten Minahasa Utara yang resmi berdiri tahun 2003, satu tahun setelah KMPA Tunas Hijau berdiri.
Gunung Klabat termasuk gunung stratovolcano, gunung berbentuk kerucut, yang tidak lagi aktif. Kawasan Gunung Klabat merupakan bagian Wallacea, bioregion yang terkenal di dunia dengan spesies khas endemik yang hanya hidup di kawasan ini, seperti jenis monyet, tarsius, atau burung. Gunung Klabat berfungsi sebagai sumber air masyarakat dan industri, pengatur iklim setempat, penyedia jasa lingkungan lain seperti ethnomedicine. Klabat tentu saja adalah simbol kultural masyarakat Tonsea dan Minahasa.
Pendakian gunung adalah wisata alam yang baik digalakkan dan cocok dilaksanakan di masa seperti pandemi ini. “Sekaligus mengajak torang untuk lebih menghargai peran dan fungsi alam dari Gunung Klabat bagi kebaikan masyarakat luas,” tambah Julio Robot, Ketua KMPA Tunas Hijau, yang ikut melakukan pendakian Gunung Klabat bersama Klabat.(RAR)