SELAMA kurun waktu 30 tahun terakhir, terjun payung telah menjadi kontributor medali bagi kontingen Sulawesi Utara dalam setiap penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON).
Dari sekitar 30 tahun, srikandi terjun payung Sulut, Pingkan Natalia Mandagi telah memberikan sumbangsih belasan medali termasuk didalamnya 11 emas. Kontribusi medali di PON diharapkan Pingkan tetap dipertahankan.
“Torang harapkan tradisi prestasi Terjun Payung di PON bisa tetap torang pertahankan kedepan,” ujar Pingkan usai memastikan medali perak bagi kontingen Sulut, Rabu (13/10).
Oleh karena itu, putri legendaris terjun payung, Almarhum Theo Mandagi sangat mengharapkan adanya regenerasi cabor terjun payung di Sulut. Sebab, salah satu cabor dirgantara ini telah menjadi salah satu ikon bagi Sulut dalam setiap penyelenggaraan PON.
“Tahun 2012 terakhir kalinya torang mampu melaksanakan diklat Terjun Payung for regenerasi, karena memang biaya pesawat relatif cukup mahal dan adik-adik ini sudah dua kali lolos prapon dan membawa nama sulut di PON. Sudah pula berprestasi di kejuaraan-kejuaraan, walau belum untuk PON,” tuturnya.
Kata dia, masih perlu dukungan dari semua pihak untuk bisa mempertahankan prestasi cabor terjun payung Sulut. Saat ini ada lima atlet potensial Sulut, tapi ini masih kurang. Belum cukup untuk turun full team di kejuaraan internasional.
“Semoga terjun payung semakin memasyarakat di Sulut, fasilitasnya juga bisa terdukung, dan tetap bisa berkontribusi bagi prestasi olahraga di Sulut,” pungkasnya.(dni)