METRO, Manado- Volume ekspor Sulawesi Utara pada bulan Oktober 2021 meningkat sebesar 17,17 persen jika dibandingkan dengan September 2021. Komoditi ekspor pada bulan ini masih tetap didominasi oleh lemak dan minyak nabati.
Dari data yang diperoleh METRO melalui Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara, diketahui bahwa komoditi lemak dan minyak nabati menjadi kontibutor tertinggi terhadap nilai ekspor Sulut pada Oktober 2021, meskipun terjadi penurunan share golongan barang ini terhadap total ekspor menjadi 62,87 persen, dibandingkan dengan bulan yang lalu yang mencapai 69,30 persen.
“Golongan barang tersebut diekspor ke Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Spanyol, dan Malaysia,” ujar Kepala BPS Sulut, Asim Saputra, dalam keterangan tertulis yang diterima METRO, Senin (15/11)
Menurut Asim, nilai ekspor dari golongan barang ini mengalami penurunan sebesar 11,71 persen dari bulan sebelumnya. Bila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2020, mengalami peningkatan sebesar 114,57 persen.
“Salah satu komoditi yang mengalami peningkatan volume ekspor terbesar adalah bahan kimia organik. Sedangkan komoditi dengan penurunan volume terbesar adalah berbagai makanan olahan,” terangnya.
Asim juga mengungkapkan bahwa nilai ekspor nonmigas Sulut pada bulan Oktober 2021 senilai 81,70 juta dolar. Angka ini mengalami penurunan 2,69 persen dibandingkan dengan bulan September 2021 yang senilai 83,96 juta dolar. “Bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2020, mengalami kenaikan sebesar 44,14 persen,” ungkap Asim.
Adapun negara tujuan ekspor nonmigas terbesar Sulawesi Utara pada Oktober 2021, menurut Asim adalah Amerika Serikat senilai 25,11 juta dolar atau 30,74 persen dari total nilai ekspor nonmigas.
“Produk yang paling banyak diekspor ke negara tersebut adalah lemak dan minyak nabati,” jelasnya.
Dari sisi volume ekspor, salah satu negara tujuan yang mengalami peningkatan volume ekspor terbesar, menurut Asim adalah Australia sebesar 6.458,74 persen. “Negara tujuan dengan penurunan berat ekspor terbesar adalah Belanda sebesar 98,63 persen,” tandasnya.(71)






