PERJUANGAN Persmin Minahasa untuk kembali meraih kesempatan berkompetisi di Liga Elit nasional seperti pada tahun 2000-an, akhirnya kandas. Tampil di laga penentuan untuk meraih tiket ke babak 32 Besar Liga 3 Nasional, tim besutan Rudi Manumpil akhirnya harus tersisih.
Menghadapi tuan rumah Deltras Sidoarjo di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Sabtu akhir pekan lalu, Brayen Pondaag cs harus menelan pil pahit usai dikalahkan pasukan Mohamad Zein Alhadad dengan skor 0-2. Hasil tersebut sekaligus memupus kesempatan Tim Manguni Makasiouw untuk mewujudkan harapan masyarakat Tanah Toar Lumimuut.
Kekalahan Persmin memang cukup kontroversi. Sebab, disaat upaya meraih minimal satu poin mulai terbuka, tiba tiba dikejutkan dengan hukuman pinalti yang diberikan wasit kepada tim tuan rumah Deltras Sidoarjo. Meski soal keputusan wasit masih patut diperdebatkan, tapi karena wasit memiliki kekuasaan sepanjang 90 menit pertandingan, akhirnya hanya kekecewaan yang bisa dirasakan seluruh manajemen tim.
Rudi Manumpil kepada METRO mengakui sangat kecewa dengan hasil kekalahan tersebut. Tapi dengan sportifitas yang tinggi mantan pesepakbola sekaligus sprinter andalan Sulut di cabor atletik dekade 1980-an, mengaku menerima hasil kegagalan lolos ke babak 32 besar.
Sebenarnya, jika Persmin Minahasa mampu menahan imbang Tim Deltras Sidoarjo, peluang untuk lolos cukup besar. Sebab, Persmin memiliki selisih gol yang cukup bagus sebelum bertanding melawan Deltras yakni 4-1. Tapi, tuan rumah Deltras memang cukup terancam karena selisih gol hanya 1-0.
Jadi, kemenangan mutlak harus dicapai oleh tuan rumah Deltras. Apalagi, di partai lainnya, Jambi United berhasil meraih kemenangan 2-1 atas Tornado Pekanbaru sehingga menjadi salah satu tim yang lolos dengan jumlah poin 5 dan selisih gol 2-1 dari hasil imbang 0-0 melawan Persmin dan Deltras Sidoarjo serta menang 2-1 atas Tornado Pekanbaru.(dni)