Gelar Webinar, YTSB Ajak Masyarakat Berpikir Positif di Masa Pandemi

Tangkapan layar webinar yang digelar Yayasan Torang Samua Basudara, pada Kamis (17/20) siang.

METRO, Jakarta- Kasus aktif Covid-19 yang didominasi varian Omicron makin meningkat di awal tahun 2022. Tingkat penularan di masyarakat sangat cepat. Hingga minggu ketiga bulan Februari, kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 4,966,046. Menghadapi kondisi ini, masyarakat dihimbau tetap tenang, terus menjaga kondisi fisik dan kesehatan mental.

Hal ini terungkap dalam Webinar bertajuk Omicron, Jangan Panik Kalau Positif, yang digelar dalam rangka menyambut HUT ke 8, Yayasan Torang Samua Basudara (YTSB), pada Kamis (17/20) siang.

Bacaan Lainnya

“YTSB melihat banyak masyarakat yang panik dan cenderung stress saat didiagnosa positif Omicron. Lewat webinar ini kami mengajak masyarakat jangan panik kalau positif, handle Covid-19 dengan pikiran positif,” ujar Ketua Umum YTSB, Coreta Louise Kapoyos.

Menurut Coreta, dalam kondisi pandemi ini masyarakat cenderung memperhatikan kesehatan fisik dan melupakan kesehatan mental. “Situasi saat ini mengharuskan kita menjaga kebugaran fisik, salah satunya dengan menjalankan protokol kesehatan. Tapi kita juga harus menjaga kesehatan mental dengan terus berpikiran positif,” katanya.

Coreta juga mengungkapkan bahwa Yayasan Torang Samua Basudara merupakan organisasi yang terbentuk tahun 2014. YTSB banyak melakukan aksi sosial dengan memberikan bantuan bagi para korban bencana alam, diantaranya banjir bandang di Manado tahun 2014, bencana banjir dan longsor di Sulawesi Tengah dan Lampung serta bencana banjir dan longsor di Kota Manado pada bulan Januari 2021 lalu.

“Selain aksi sosial, YTSB juga turut mempromosikan pariwisata dan kebudayaan Provinsi Sulawesi Utara ke sejumlah negara,” terangnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Dr. Zubairi Djoerban mengungkapkan bahwa kasus Covid-19 mulai menunjukkan tren peningkatan sejak bulan Desember 2021. Memasuki awal tahun pada medio Januari 2022 kasus aktif terus menunjukkan peningkatan yang signifikan.

“Saat ini kasus aktif bahkan melampaui angka puncak dari gelombang ke 2 lalu, dengan positivity rate mencapai 40 persen. Artinya kemungkinan kita terinfeksi makin mudah. Makin tinggi positivity rate, makin mudah masyarakat terinfeksi,” ujar Zubairi.

Selain kenaikan kasus, menurut Zubairi Bed Occupancy Rate (BOR) atau persentase pemakaian tempat tidur serta positify rate juga meningkat. “Akhir tahun lalu rumah sakit cenderung sepi. Saat ini mulai BOR di sejumlah daerah mulai tinggi apalagi di Jakarta,” jelasnya.

Meski begitu, Zubairi meminta masyarakat tidak panik. Karena menurut dia sebagian besar yang terdeteksi saat ini adalah OTG dengan gejala ringan. Selain itu gejala dan infeksi dari Omicron tidak seberat varian Delta. “Namun kita harus tetap waspada karena penularannya yang sangat cepat,” ucap Zubairi.

Ia mengatakan, umumnya gejala yang timbul saat terpapar varian ini hampir sama dengan flu biasa yaitu mengalami batuk, dan demam dengan tingkat penularan yang cepat. “Gejalanya nyaris sama. Cara memastikannya harus PCR. Saya menghimbau tetap waspada karena ini masih serius,” ujar Zubairi.

Dia menghimbau masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan dan mempercepat proses vaksinasi, karena vaksin dapat mengurangi tingkat keparahan infeksi Omicron. “Resiko tertular lebih rendah jika sudah vaksin dan gejala yang timbul akan jauh lebih ringan,” tukas Zubairi.

Dia mengapresiasi webinar yang digelar YTSB, sebagai salah satu sarana edukasi bagi masyarakat menghadapi kondisi pandemi Covid-19. “Karena dengan edukasi kepada masyarakat umum, kita ikut mencegah terjadinya penularan di tengah masyarakat. Saya yakin dengan kerjasama seperti ini akan memberikan dampak positif kepada masyarakat,” pungkasnya.(71)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan