RAPAT Pengurus KONI bersama Panitia Pengawas dan Pengarah (PANWASRAH) Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) XI dan Technical Delegate (TD) Cabang Olahraga Calon Peserta PORPROV di Wale Ne Tepo Woloan Tomohon, Jumat pekan lalu, menghasilkan salah satu informasi terkait penambahan satu cabang olahraga yakni Balap Sepeda.
Ketua Harian KONI Sulut, Kolonel Inf Theo Kawatu SIP, yang notabene adalah Ketua PANWASRAH saat memimpin rapat memberikan informasi mengenai adanya permintaan dari salah satu Ketua Umum Cabang Olahraga Anggota KONI Sulut yakni Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) untuk ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan PORPROV Sulut.
Meski memberikan persetujuan, tapi isyarat untuk penambahan cabang olahraga semakin terkuak karena masuk tidaknya cabor baru tinggal menunggu koordinasi dengan tuan rumah PORPROV XI Sulut yakni Kabupaten Bolaang Mongondow. “Kami masih akan berkoordinasi dengan Kabupaten Bolaang Mongondow sebagai tuan rumah,” kata Kawatu.
Menurutnya, persetujuan tuan rumah mutlak diperlukan karena berkaitan dengan ketersediaan venue yang nantinya digunakan untuk cabang olahraga balap sepeda. “Selain itu, juga penambahan cabor juga berhubungan erat dengan ketersediaan dana. Karena secara otomatis untuk perangkat dan lokasi penginapan akan direkomendasikan oleh tuan rumah,” katanya.
Sementara itu, pada rapat tersebut juga diberikan deadline kepada cabang olahraga calon peserta PORPROV Sulut untuk segera memasukan data nomor pertandingan serta jumlah medali yang akan dibagikan kepada para pemenang. “Hari selasa pekan ini jumlah nomor pertandingan dan jumlah medali setiap cabor harus sudah dimasukan ke sekretariat,” jelas Prof Dr Beatrix Podung MKes AIFO, Sekretaris PANWASRAH.
Selain itu, lanjut Beatrix Podung, TD juga sudah harus mempersiapkan aturan aturan pertandingan lewat pembuatan Technical Hand Book (THB). Ia berharap ketika rapat bersama dengan panitia pelaksana PORPROV XI Sulut, administrasi pendukung sudah siap dan tinggal melakukan koordinasi bersama dengan KONI Kabupaten Kota sebagai peserta kontingen.
Masalah kesiapan venue juga disentil pada saat rapat dimana ada beberapa cabor yang mengusulkan lokasi yang representatif. Contoh adalah cabor anggar dimana setelah melakukan cross cek dengan hasil rekomendasi tuan rumah, ternyata lokasi yang diusulkan kurang representatif karena berhadapan dengan matahari terbit dan terbenam.(dni)