Harga Komoditas Hortikultura Naik, Daya Beli Petani Sulut Membaik

Ilustrasi- Tanaman hortikultura.

METRO, Manado- Daya beli petani di Sulawesi Utara membaik seiring meningkatnya nilai tukar petani (NTP) dari 105,10 pada bulan November menjadi 106,5 di bulan Desember 2022.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara, Asim Saputra mengatakan, NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat daya beli petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani.

Bacaan Lainnya

“Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik,” ujar Asim.

Dijelaskannya, dari lima subsektor pertanian, hanya tanaman pangan dan peternakan yang mengalami penurunan NTP. Tiga subsektor lainnya mengalami kenaikan yaitu hortikultura, tanaman perkebunan rakyat dan perikanan.

“Kenaikan tertinggi pada tanaman hortikultura mencapai 7,39 persen,” ungkapnya.

Kenaikan indeks harga pada subsektor tanaman hortikultura, menurut Asim sudah menjadi pola musiman dalam menghadapi perayaan Natal dan Tahun Baru. Indeks sayur-sayuran naik 9,63 persen.

“Komoditi sayur-sayuran yang mengalami kenaikan harga yaitu cabai hijau, tomat, kol, cabai rawit, dan labu siam,” ucap Asim.

Subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikan sebesar 0,43 persen. Komoditi perkebunan dominan mengalami kenaikan harga seperti kelapa, karet, aren, kemiri, dan pala biji.

Nilai tukar nelayan dan pembudidayaan ikan dari subsektor perikanan di bulan Desember naik 0,21 persen.

“Jenis ikan yang mengalami kenaikan harga adalah ikan tembang, ikan layar, ikan layang, ikan cakalang, dan ikan tongkol, ikan mas, ikan nila, dan ikan mujair,” tandas Asim.(71)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan