KORANMETRO.COM- Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) Kementerian Perindustrian bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) menyelenggarakan Workshop Awareness SNI ISO 9001 dan Sertifikasi Halal.
Workshop dilaksanakan di Aula Balai Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BPSJI) Manado, pada Senin hingga Jumat (21-25/7/2025).
Peserta workshop yaitu 30 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari berbagai sektor, yang dalam proses produksinya memanfaatkan produk sawit dan turunannya.
Workshop ini merupakan salah satu bentuk dukungan pemerintah dalam rangka penguatan daya saing produk industri nasional berbasis kelapa sawit, kelapa, dan kakao.
Kepala BBSPJIKB, Jonni Afrizon, mengatakan pihaknya berkolaborasi dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) dalam rangka mendukung Promosi diversifikasi produk turunan kelapa sawit.
“Produk sawit dan turunannya memiliki kontribusi besar bagi berbagai sektor industri, mulai dari makanan dan minuman, sabun, kosmetik, hingga kerajinan dan batik,” ungkap Jonni.
Ia menjelaskan, kerja sama bersama BPDP meliputi antara lain penelitian dan pengembangan malam batik berbasis sawit, pengembangan pewarna alami dari cangkang sawit, serta pendampingan industri batik dan kerajinan anyaman dari lidi sawit di beberapa daerah.
“Tahun ini kami melanjutkan kerja sama dengan fokus pada peningkatan kesadaran pelaku industri terhadap pentingnya penerapan standar mutu dan sertifikasi halal. Workshop ini merupakan tahap awal dalam pemahaman SNI ISO 9001,” jelasnya.
Menurut Jonni, bagi peserta yang ingin melanjutkan ke tahap sertifikasi dapat memanfaatkan layanan BBSPJIKB. Untuk sertifikasi halal, tersedia layanan di BBSPJIKB maupun BSPJI Manado.
“Kami dari Kementerian Perindustrian siap mendampingi dan memberikan dukungan sepenuhnya,” tambah Jonni.
Sementara itu, Kepala Divisi Kerja Sama Kemasyarakatan dan UMKM BPDP, Helmi Muhansyah, menjelaskan, tujuan program ini adalah untuk meningkatkan citra produk perkebunan.
“Harapan kami pelaku-pelaku UKM yang ada di Sulawesi Utara, khususnya yang terkait dengan komoditas kelapa sawit, kelapa, dan kakao, juga mengenal sistem manajemen mutu SNI,” kata Helmi.(brs)