KORANMETRO.COM- Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bursa Karbon Indonesia atau IDX Karbon, meningkatkan literasi pelaku usaha dan pemerintah daerah di Sulut, tentang bursa karbon dan manfaatnya bagi perekonomian daerah.
Deputi Komisioner Pengawas Emiten, Transaksi Efek, dan Pemeriksaan Khusus, OJK, Aditya Jayaantara, menjelaskan peningkatkan literasi tentang karbon bertujuan agar Pemda dan pelaku usaha di daerah paham tentang pengembangan perdagangan karbon di bursa karbon.
“Manfaatnya yang paling utama adalah kita mengembangkan suatu ekonomi yang sustain atau berkesinambungan, dengan tetap memperhatikan aspek atau faktor lingkungannya,” ungkap Aditya, dalam acara Sosialisasi Perdagangan Karbon Bagi Sektor Jasa Keuangan dan Pelaku Industri Daerah 2025, di Aula Mapalus Kantor Gubernur Sulut, Kamis (9/10/2025).
Program ini, kata Aditya, mendukung komitmen Pemerintah Indonesia di Paris Agreement, yang menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca. “Targetnya penurunan net zero emission pada 2060,” katanya.
Direktur Pengembangan BE, Jeffrey Hendrik, menjelaskan sejak berdiri, Bursa Karbon Indonesia telah memfasilitasi transaksi karbon sebesar 1,6 juta ton seumur dua ekivalen.
“Kalau kita bandingkan volume ini dengan volume yang dicapai oleh bursa karbon yang berdiri lebih kurang waktu yang sama dengan kita, yaitu bursa karbon di Malaysia dan di Jepang, nilai ini jauh lebih besar dari apa yang dicapai oleh bursa karbon negara lain,” ungkapnya.
Kata Jeffrey, selama ini masyarakat hanya mengetahui bahwa penghimpunan dana di bursa melalui saham atau obligasi. “Tetapi saat ini arena unit karbon di Indonesia sudah diklasifikasi sebagai efek, masyarakat juga dapat menghimpun dana di pasar modal melalui unit karbon,” jelas Jeffrey.
Ia mengatakan, pengembangan perusahaan karbon Indonesia perlu didukung agar optimalisasi potensi nilai ekonomi karbon Indonesia dapat tercapai.
“Efek unit karbon ini komitmen kami untuk memberikan perdagangan yang teratur, wajar, dan efisien bagi masyarakat yang mungkin saja berpotensi dari sisi supply maupun demand,” ungkap Jeffrey.(ian)