JASA Raharja bersama jajaran Kepolisian Republik Indonesia melakukan survei kesiapan Operasi Lilin 2025 di kawasan Puncak, Bogor, pada Kamis (11/12/2025).
Kegiatan ini dipimpin oleh Kakorlantas Polri, Irjen Pol. Drs. Agus Suryonugroho, S.H., M.Hum., dan dihadiri oleh Plt. Direktur Utama Jasa Raharja Dewi Aryani Suzana, Kepala Divisi Pelayanan dan TJSL Jasa Raharja Hervanka Tri Dianto, serta Kepala Kanwil Jawa Barat Hendriawanto.
Survei ini menjadi bagian dari upaya bersama untuk memastikan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan masyarakat selama periode Natal dan Tahun Baru
(Nataru) 2025–2026.
Selain melakukan survei jalur, tim juga menerima paparan dari Kasatlantas Polresta Bogor, Kasatlantas Polres Bogor, dan Kasatlantas Polres Cianjur mengenai strategi yang telah dipersiapkan untuk menghadapi peningkatan volume kendaraan di wilayah masing-masing.
Plt. Direktur Utama Jasa Raharja Dewi Aryani Suzana, mengungkapkan guna mendukung terselenggaranya kelancaran PAM Nataru Jasa Raharja telah menyiagakan seluruh petugas yang berada 29 kantor wilayah, dan 67 kantor cabang juga siap untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat.
“Apresiasi atas dukungan seluruh pihak dalam memastikan keselamatan berkendara, masyarakat. Saya mewakili insan Jasa Raharja, khususnya Bogor dan Cianjur, menyampaikan terima kasih atas dukungannya,” ujar Dewi.
Ia menambahkan bersama dengan Korlantas Polri dan Stakeholders terkait sudah menyiapkan 76 titik pos pelayanan terpadu itu sepanjang Jawa, Bali, Lampung, dan Sumatera Selatan.
“Pos-pos ini siaga melayani sepenuh hati dan memastikan bahwa negara hadir dalam setiap aspek pelayanan keselamatan publik,” ungkap Dewi.
Sementara itu, Kakorlantas Polri Irjen Pol. Agus Suryonugroho menjelaskan Operasi Lilin 2025 mencakup empat klaster utama yang harus dikelola secara komprehensif. Kluster pertama adalah jalan tol dan arteri, termasuk jalur alternatif, dengan skenario rekayasa lalu lintas yang siap diterapkan. Kedua adalah tempat wisata beserta jalur aksesnya.
“Kluster ketiga adalah tempat ibadah, yang harus dijaga agar tidak ada peristiwa menonjol selama perayaan Nataru, dan keempat adalah pelabuhan penyeberangan sebagai salah satu simpul mobilitas masyarakat,” katanya.(ian)






