METRO, Manado- Saat musim kemarau masih mendera sejumlah daerah di Sulawesi Utara, Perum Bulog Divre Sulawesi Utara dan Gorontalo (Sulutgo) memastikan stok beras miliknya aman.
Saat ditemui koran ini, Senin (16/9) siang, Kepala Bulog Divisi Regional (Divre) Sulawesi Utara dan Gorortalo (Sulutgo), Sopran Kenedi mengungkapkan bahwa stok beras Bulog masih ada sebanyak 20 ribu ton di tengah masa puncak musim kemarau pada September 2019 ini.
“Masih ada 20 ribuan ton. Cukuplah sampai 8 hingga 9 bulan kedepan. Musim kemarau ini belum berpengaruh ke stok beras. Barangkali komoditi lain yang terdampak seperti cabe, tapi stoknya bukan di kita,” ujar Sopran.
Menurutnya, pasokan beras tidak hanya berasal dari daerah-daerah sentra beras di Sulut yaitu Minahasa, Kotamobagu dan Bolmong, tapi juga dari daerah lain seperti Gorontalo, bahkan pasokan beras ada juga dari wilayah Sulawesi Selatan walaupun stoknya tidak banyak. “Pendistribusian ke masyarakat sekitar 1.300 ton per bulan. Ada BPNT, Bansos, ada untuk bencana alam dan lainnya,” ungkap Sopran.
Walaupun belum terdampak musim kemarau, namun menurut Sopran harga beras di pasaran sudah mulai bergerak naik, terutama harga beras lokal seperti jenis Serayu dan Superwin. “Saat ini kelihatannya lebih kepada pasokannya yang mulai kurang karena stoknya sudah mulai habis,” jelasnya.
Guna mengatasi kenaikan harga beras, menurut Sopran pihaknya secara rutin melakukan operasi pasar sepanjang tahun. “Karena jika melakukan operasi pasar setelah harga naik, pengendaliannya akan semakin susah,” katanya.
Sopran menghimbau kepada masyarakat untuk tidak merasa panik akan dampak musim ke-marau terhadap ketersediaan beras di wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo. “Untuk beras medium masyarakat tidak perlu khawatir,” tukasnya.(71)