Sampah, Macet, Banjir dan Pelayanan Publik Jadi PR AA-RS

Ferry Daud Liando.
Ferry Daud Liando.

METRO, Manado- Tepat Rabu (14/7/2021), Kota Manado merayakan Hari Ulang Tahunnya (HUT) yang ke-398. Perayaan ditandai dengan upacara bendera merah putih di Lapangan Sparta Tikala yang dihadiri jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) dan masyarakat, dilanjutkan dengan rapat paripurna istimewa DPRD.

HUT Kota Manado kali ini untuk pertama kali dalam 10 tahun terakhir dipimpin Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang baru, yakni Andrei Angouw dan Richard Sualang. Duet pasangan ini dikenal dengan sebutan AA-RS. Keduanya juga merupakan pengurus struktur Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

Bacaan Lainnya

Akademisi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Manado, Dr Ferry Daud Liando, ikut memberi selamat sambil memberikan catatan bagi pasangan AA-RS pasca-pelantikan 10 Mei 2021 lalu.

Menurut Liando, masyarakat Kota Manado belum bisa berharap banyak terhadap apa yang menjadi tanggung jawab AA-RS terutama dalam memenuhi janji-janji kampanye pada Pilkada 2020 lalu.

Enam bulan pertama baru dalam tahapan orientasi dan adaptasi tugas. Sebelum menjadi pemimpin eksekutif, keduanya berpengalaman sebagai pemimpin di legislatif.

“Tentu kedua arena ini sangat berbeda dan butuh adaptasi dan orientasi. Enam bulan pertama juga sebagai masa pembentukan cita-cita bersama antara wali kota dan wakil wali kota,” kata Liando, Rabu (14/07).

Dia mengatakan, dari pemahaman cita-cita AA-RS maka akan terjadi pembagian tugas yang saling mengisi satu sama lain. Pada bulan ketujuh, tugas keduanya adalah menyusun dan menetapkan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang merupakan penjabaran visi dan misi saat kampanye.

“Di sela-sela itu, keduanya menyusun formasi birokrasi sebagai pelaksana visi dan misi. Jadi, kondisi saat ini masih dalam pemerintahan transisi. Artinya, program yang dilakukan masih merupakan kelanjutan program pemerintahan terdahulu,” tutur Liando.

Program AA-RS praktis baru akan terwujud setelah terbentuknya RPJMD yang ditetapkan lewat peraturan daerah atau Perda.

Namun demikian yang sudah dilakonkan Wali Kota Andrei Angouw akhir-akhir ini, seperti meninjau lokasi pembuangan sampah secara langsung dan turun ke lapangan saat banjir, menunjukan ada keseriusan dalam membenahi Kota Manado menjadi lebih baik.

“Peninjauan langsung di lapangan oleh wali kota menjadi hal yang bagus, sebab kalau hanya mengandalkan perangkatnya meninjau lapangan kerap mengalami kendala. Apa yang dilaporkan sering tidak seusai fakta. Hal itu terjadi karena takut disalahkan atau takut ditegur karena salah dalam menerapkan kebijakan,” ujar Liando.

Liando berharap semua yang dilakukan AA-RS hari ini akan sama sampai mengakhiri periodisasi kepemimpinan. Namun demikian, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

“Masalah Manado bukan hanya soal sampah, macet dan banjir. Tetapi juga banyak masalah lain yang harus dibenahi seperti pelayanan publik dan kenyamanan masyarakat,” sebutnya.

Sifat masyarakat yang mulai berubah menjadi individualistik menyebabkan saling menghormati satu sama lain mulai redup.

“Ada yang berpesta pora dan memasang musik dengan suara kencang tanpa peduli masyarakat sekitar yang terganggu,” kata pakar politik yang sering diundang sebagai pembicara di acara-acara nasional hingga internasional ini.

Contoh lainnya, kata Liando, di sebagian jalan, meski sempit banyak yang memasang tenda sampai menutup setengah jalan. Mereka tidak peduli dengan kemacetan.

Para pengantar jenasah tak segan meneriaki pengguna jalan lain sambil menyetop kendaraan lain jika dianggap menghalangi.

Hewan peliharaan sengaja dilepas dan buang kotoran di halaman tetangga. Ada masyarakat yang digigit anjing karena pemiliknya tak memiliki kesadaran untuk menertibkan binatang peliharaan itu.

Sebagian masyarakat membakar sampah sembarangan dan asap masuk ke rumah tetangga.

“Hal ini kelihatan sepele tapi masyarakat lain perlu kenyamanan dan ketentraman. Ini PR yang harus diselesaikan,” tandas Liando.(37)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan