DPRD Sulut Berduka, Sang Panutan, Bu Winsu Berpulang

Almarhum Winsulangi Salindeho.
Almarhum Winsulangi Salindeho.

METRO, Manado- DPRD Sulut berduka. Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Sulut Winsulangi Salindeho meninggal pada Minggu (15/08) dini hari.

Winsulangi merupakan legislator dari daerah pemilihan Nusa Utara dari Fraksi Partai Golkar.

Bacaan Lainnya

Ketua Fraksi Golkar DPRD Sulut Raski Mokodomoit mengatakan, kehilangan sosok Winsulangi Salindeho.

“Sebagai Ketua Bapemperda, Bu Winsu sapaan akrab Winsulangi, adalah sosok yang selalu mendorong agar DPRD menghasilkan perda inisiatif. Terbukti di bawah kepemimpinan beliau, Perda Fakir Miskin dan Anak Terlantar akhirnya ditetapkan menjadi perda inisiatif DPRD. Serta saat ini sedang dalam pembahasan adalah Ranperda Pengendalian Sampah Plastik dan Ranperda tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Penyandang Disabilitas,” kata Raski.

Menurut Raski, almarhum adalah sosok dan tokoh senior serta selalu menjadi teladan. “Almarhum juga bisa dibilang pelayan rakyat yang sesungguhnya. Bu Winsu adalah politisi serta mantan birokrat handal yang saat ini menjabat sebagai anggota DPRD Sulut. Dalam setiap tugasnya sangat disiplin serta selalu mengutamakan kepentingan rakyat. Dalam kesempatan paripurna almarhum sering sekali melakukan interupsi untuk menyampaikan aspirasi rakyat khususnya dari Kepulauan Nusa Utara,” ujar Raski.

Fraksi Partai Golkar dan masyarakat Sulut, lanjutnya, merasa sangat kehilangan kepergian Bu Winsu.

“Dia adalah sosok panutan dan teladan bagi kami. Putra terbaik bangsa asal Nusa Utara dan putra terbaik keluarga besar Partai Golkar. Atas nama Ibu Christiany Paruntu sebagai Ketua DPD Golkar Sulut serta Fraksi Partai Golkar, kami sampaikan turut berdukacita dan semoga keluarga diberi kekuatan dan penghiburan,” tuturnya.

Sementara Cindy Wurangian menyebut, Bu Winsu dikenal sosok yang bijaksana.

“Beliau yang berusia paling lanjut di DPRD provinsi. Beliau sangat bijaksana dalam bertindak. Paling tua tapi sangat luwes dan fleksibel dalam pergaulan. Meski terpaut jauh usia, selalu rasa connect jika sharing dan pendapat,” ungkap Cindy, personel Fraksi Golkar di DPRD Sulut.

Cindy mengaku, almarhum adalah sosok yang humoris.

“Sense of humornya sangat tinggi. Kalau perkenalan dia biasa bilang ‘nama saya Winsulangi Salindeho. Karena umur sudah tua. Kalau masih muda berarti Jadi Salintude’,” kenang Ketua Golkar Bitung itu. Dia mengakui sangat kehilangan sosok Bu’ Winsu.

“Sungguh kami merasa kehilangan terhadap sosok Bu Winsu. Dia sangat lantang bersuara demi kepentingan rakyat. Dia juga orang yang selalu ingat budi orang lain. Sekecil apapun ternyata membekas dan beliau berusaha memberi balik dalam bentuk apapun,” tambah Ketua Komisi II itu.

“Rest In Love Bu Ketua Winsu. Terima kasih untuk semua pekerjaan baik yang mau lakukan untuk Sulut. Turut berduka cita dan Tuhan Memberi penghiburan bagi keluarga,” kunci Cindy.

Lalu, anggota Komisi I Henry Walukow menilai Bu Winsu adalah sosok yang patut diteladan.

“Bu Winsu sosok senior yang penuh keteladanan, disiplin, tepat waktu, suka berbagi ilmu, penuh pengalaman dan tetap suka memberi nasehat dan memiliki rasa humoris yang tinggi,” personel Fraksi Demokrat itu.

“Sebagai rekan kerja di Komisi I, kami semua sangat kehilangan sosok yang mampu berkontribusi dan memberi warna dalam tugas pekerjaan dan pelayanan,” tambahnya.

Kemudian, anggota Komisi I Fabian Kaloh mengatakan, Bu Winsu memiliki leadership yang kuat dan cara berpikir yang smart.

“Bu Winsu adalah sahabat baik. meski usia 76 tahun, sudah tua tapi fisiknya masih relatif kuat, cara berpikirnya masih smart, leadershipnya masih inheren pada dirinya. Beliau juga tenang dan selalu tampil untuk mengayomi,” sebut Kaloh.

Selain itu, sebagai Ketua Bapemperda, Bu Winsu paham persis kemauan anggota Bapemperda.

“Beliau juga sangat muda bergaul. Saya merasa kehilangan. Beliau juga punya sifat humoris. Sekali lagi di mata saya Bu Winsu luar biasa. Turut berdukacita semoga Tuhan memberi penghiburan kepada keluarga,” tukasnya.

Duka mendalam juga dirasakan Anggota DPRD Sulut Melky Jakhin Pangemanan (MJP). Ia mengaku keget dan rasa belum percaya ketika mendapatkan informasi bahwa Winsulangi telah meninggal.

“Pak Winsulangi adalah sosok yang sangat saya segani karena kedisiplinan, kerendahan hati dan kecintaannya terhadap keluarga Alhmarhum sosok seniro panutan,” kata MJP, lewat pesan singkat.

MJP dan Winsulangi memegang jabatan salah satu alat kelengkapan dewan (AKD) di DPRD Sulut utusan fraksi mereka.

MJP sendiri merupakan politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dia bergabung dengan Fraksi PDI-P. Sementara Winsulangi dari Fraksi Golkar.

“Sejak saya dipercayakan menjadi Wakil Ketua Bapemperda DPRD Provinsi Sulawesi Utara mendampingi Pak Winsu sebagai Ketua Bapemperda, hubungan kami menjadi semakin dekat karena sering berkomunikasi terkait tugas di DPRD,” kata MJP mengenang.

Bahkan, lanjut MJP, tak jarang kami berdiskusi di luar kerja kedewanan, urusan keluarga dan pengalaman beliau yang telah malang melintang sebagai seorang birokrat dan politisi senior.

“Pak Winsu pernah mengemban tugas sebagai Sekretaris Daerah Kota Manado, Wakil Bupati dan Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe. Di bidang keagamaan, pernah dipercayakan menjadi Anggota Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GMIM,” ujar MJP.

Legislator dapil Minut-Bitung itu juga menceritakan ketika dia mendampingi Winsulangi terkait pembentukan legislasi yakni Ranperda tentang Pelindungan dan Pemberdayaan Penyandang Disabilitas.

“Saya dipercayakan menjadi Wakil Ketua Pansus Ranperda tentang Pelindungan dan Pemberdayaan Penyandang Disabilitas tepat pada Rabu 28 Juli 2021, dengan kembali mendampingi Pak Winsu sebagai Ketua Pansus,” sebutnya.

Di bawah kepemimpinan Winsulangi sebagai Ketua Bapemperda dan Ketua DPRD Fransiscus Andi Silangen, MJP dan Winsulangi bisa menghasilkan suatu produk hukum daerah, setelah kurang lebih tujuh tahun DPRD Sulut tidak melahirkan Perda yang diinisiasi oleh DPRD Sulut.

“Kami berdua memang sering ‘duet’ dalam mengerjakan berbagai tanggung jawab legislasi. Saya belajar banyak dari beliau, sungguh pelajaran yang sangat berharga bisa bekerja sama dengan Pak Winsu. Pak Winsu selalu memberi kesempatan kepada saya untuk belajar,” ungkap MJP.

“Pak Winsu sudah saya anggap sebagai orangtua dan menjadi role model bagi saya sebagai seorang politisi. Di usia yang tidak muda lagi, Pak Winsu masih tetap semangat dan rajin menjalankan tugas sebagai anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara,” tambah dia.

MJP menceritakan bahwa beberapa waktu lalu selesai rapat, Winsulangi berdiskusi panjang dengan dirinya dan rekan anggota dewan Ronald Sampel. Beliau mengutip ayat Alkitab dalam Amsal 30:7-9. Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kau tolak sebelum aku mati, yakni: Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.

“Ayat tersebut menjadi doanya kepada Tuhan, agar terus dimampukan dalam bekerja untuk masyarakat dan daerah. Pak Winsu sungguh sangat menginspirasi saya dan rekan-rekan di DPRD Sulawesi Utara dengan keteladanannya serta etos kerjanya yang tinggi dalam pengabdian sebagai wakil rakyat,” ungkap MJP.

MJP dan keluarga merasa sangat kehilangan sosok Pak Winsu.

“Tidak akan ada lagi suara melalui telepon yang diawali dengan ucapan ‘Halo anak muda’ dari beliau. Beberapa hari lalu Pak Winsu menghubungi saya dan bahkan sempat berbincang dengan istri Pendeta Meiva. Pak Winsu bilang ‘So rindu karena jarang baku-baku dapa di kantor ini anak muda, kong kase bacerita deng Pendeta Meiva. Pendeta Meiva bilang, cocok sekali kerja sama Pak Winsu dengan Pak Melky, Pak Winsu sering cerita’. Jujur saya terharu, kedua sosok suami istri ini adalah figur publik yang banyak dipercayakan mengemban ananah besar di daerah ini,” sebutnya.

Masih banyak tanggung jawab yang harusnya kami kerjakan bersama ke depan, namun Tuhan memiliki otoritas tunggal untuk memanggil pulang milik kepunyaanNya yang telah memberi diri melayani rakyat.

Mengenang Winsulangi dan menulis cerita bersamanya membuat MJP sedih. Ada banyak keteladanan darinya yang dirinya pelajari.

“Pak Winsu telah meninggalkan kita semua di dunia, namun semangatnya, kedisiplinan, tanggung jawab dan kerendahan hatinya akan selalu kami kenang. Beristirahatlah dalam damai Kristus, Pak Winsu. Selesai sudah tugas yang telah engkau emban di dunia ini. Tuhan memberi penghiburan sejati bagi Keluarga Salindeho-Lintang, Pendeta Meiva, Christin, Christian dan Junior. #RIPPakWinsu,” tandasnya.(37)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan