METRO, Bitung- Kapal Motor (KM) Tatamailau resmi beroperasi sebagai fasilitas isolasi terpusat (isoter) untuk pasien Covid-19. Usai acara soft launching yang berlangsung Jumat (20/08) lalu, sudah ada 10 pasien yang dirawat di atas kapal tersebut.
“Sampai hari ini ada 10 pasien yang dirawat, enam dari Bitung dan empat dari Minut (Minahasa Utara,red),” ungkap Robert Wongkar selaku Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pemkot Bitung, Minggu (22/08) kemarin.
Para pasien tersebut mendapat perawatan layaknya di rumah sakit. Tenaga kesehatan dan fasilitas medis yang memadai diberikan bagi mereka. Bedanya, perawatan dilakukan di atas kapal yang tengah berlabuh di Selat Lembeh.
Sebelumnya, soft launching fasilitas isoter ini dilaksanakan pada Jumat pekan lalu. Kegiatan itu diadakan di Pelabuhan Samudera Bitung dengan dihadiri sejumlah pihak, diantaranya Walikota dan Wakil Walikota Bitung, Maurits Mantiri dan Hengky Honandar, Bupati dan Wakil Bupati Minahasa Utara, Joune Ganda dan Kevin Lotulong, serta Vice President PT Pelni Marthin Heryanto.
Dalam kesempatan itu, Walikota Maurits Mantiri kembali membeber tujuan pelaksanaan isolasi secara terapung ini. Ia menegaskan bahwa tujuan utama adalah memperkuat aspek treatment atau penanganan dalam memerangi pandemi Covid-19.
Maurits pun optimis kehadiran KM Tatamailau sebagai recovery ship akan berdampak bagus. Selain meningkatkan angka kesembuhan, fasilitas dimaksud juga bisa berperan dalam menekan penularan Covid-19.
Pitter Lumingkewas selaku Plt Kepala Dinas Kesehatan Pemkot Bitung mengakui hal itu. Dikonfirmasi kemarin via ponsel ia membeber perkembangan terkini di atas kapal.
“Mereka (pasien,red) nyaman dengan suasana di atas kapal. Itu karena mereka bisa beraktivitas meskipun lagi perawatan. Dan memang karena mereka OTG (orang tanpa gejala,red) jadi kelihatannya biasa-biasa saja. Tadi ada yang memancing, ada yang berolahraga dan tak lupa juga beribadah,” ungkapnya.
Pitter pun menjelaskan syarat untuk menjalani perawatan di kapal tersebut. Syarat utama kata dia, status pasien harus OTG ataupun punya gejala tapi ringan, dan harus berasal dari Bitung serta Minahasa Utara.
“Tapi sebelum dibawa kita akan tanya kesiapan dulu. Kalau siap atau suka dirawat di kapal baru kita bawa. Diantar dengan ambulance ke pelabuhan lalu dibawa ke kapal dengan menumpang kapal penghubung terlebih dahulu,” terangnya.
Selama dirawat di KM Tatamailau para pasien memperoleh berbagai fasilitas. Selain tempat isoter yang bersih dan nyaman, mereka juga mendapatkan jatah makan tiga kali sehari dari pemerintah. Tak cuma itu, fasilitas pendukung lain juga ikut diberikan, diantaranya televisi, sambungan WiFi, alat pancing ikan, hingga layanan laundry gratis.(69)