Kementan Dukung Pengembangan Serat Abaka Jadi Komoditas Unggulan Dari Talaud

METRO, Manado- Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Jan Maringka menyatakan dukungannya terhadap pengembangan serat pisang abaka (musa textilis) di Kabupaten Kepulauan Talaud.

Dukungan ini disampaikan Maringka saat berdialog dengan petani yang mengembangkan serat abaka, di sela-sela kegiatan perayaan Paskah Nasional di Talaud.

“Sebagai salah satu pulau terluar RI, kami sangat berharap akan muncul ekspor komoditas pertanian dari wilayah perbatasan,” kata Maringka.

Maringka sangat menyayangkan serat abaka yang menjadi bahan mata uang dollar Amerika Serikat dan Yen Jepang ini tidak bisa diekspor karena terkendala sarana produksi. Padahal tanaman endemis Talaud ini permintaan pasarnya sangat besar.

“Dari laporan petani, mereka butuh mesin pemintal untuk disebar di beberapa titik kebun agar produksi serat abaka dapat maksimal, mengingat medannya cukup sulit disana,” ujar Maringka.

“Sebenarnya harga mesin pemintal tersebut relatif murah, semoga bisa dipenuhi oleh Kementan,” kata dia menambahkan.

Maringka menilai, optimalisasi pengembangan serat Abaka akan ikut mendorong peningkatan kesejahteraan petani yang membudidayakan komoditas tersebut.

“Kementan akan bantu dan saya juga minta agar Karantina Pertanian Manado untuk terus mengawal agar serat abaka ini dapat menjadi komoditas ekspor unggulan dari Sulawesi Utara,” katanya.

Kepala Karantina Pertanian Manado, Donni Muksydayan Saragih berharap, dukungan dari Irjen Kementan dapat segera terealisasi agar Serat Abaka kembali dapat diekspor.

“Permintaan pasarnya sudah ada terutama ke Jepang. Saya sudah sampaikan juga ke Bupati Talaud dan Kepala Dinas Pertanian, agar pengembangan serat abaka ini menjadi prioritas pemerintah daerah,” tukas Donni.(71)

Tinggalkan Balasan