KORANMETRO.COM- Harga jual minyak goreng merek Minyakita di sejumlah Provinsi di Indonesia rata-rata masih di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp15.700, per liter.
Di Sulawesi Utara (Sulut), harga Minyakita per liternya berkisar Rp16.000-Rp18.000.
Tiga kota/kabupaten dengan harga di atas HET yaitu Kota Kotamobagu, Minahasa Utara (Minut) dan Minahasa Selatan (Minsel).
Harga Minyakita di Kotamobagu menjadi yang tertinggi sebesar Rp18.000 per liter. Sedangkan di Minsel dan Mitra masing-masing Rp16.000.
Direktur Tertib Niaga, Ditjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kemendag, Mario Josko, mengungkapkan bahwa tingginya harga Minyakita di Kotamobagu disebabkan tidak ada distributor untuk area Bolaang Mongondow (Bolmong).
“Kendalanya ketiadaan distributor sehingga rantai pasok menjadi panjang, menyebabkan harga di tinggi di Kotamobagu,” ujar Mario, dalam Rapat Koordinasi Identifikasi Isu Strategis Bidang Pangan dan Pengawasan Harga Bahan Pokok dalam Menjaga Stabilitas Pangan Nasional, di Fourpoint Manado, Kamis (11/9/20225).
Menurutnya, pada tahun 2025, stok Minyakita di Sulut dipasok oleh 17 distributor. “Dalam hal ini, diantara 4 kabupaten dan kota indeks harga konsumen di Sulut, hanya Kotamobagu yang tidak memiliki distributor,” jelas Mario.
Ia berharap, Bulog berkoordinasi dengan dinas terkait supaya menyuplai Minyakita ke Kotamobagu.
“Kami berharap daerah-daerah yang tidak ada distributor bisa dipasok oleh Bulog, supaya distribusi bisa lebih efektif dan efisien,” katanya.
Ia menjelaskan, harga rata-rata Minyakita di semua provinsi per tanggal 9 September 2025 berkisar Rp16.700 per liter.
“Harga dalam sebulan terakhir relatif stabil. Di Sulut masih diatas HET namun ada tren penurunan harga, dengan rata-rata harga per 9 September 2025 yaitu Rp16.425,” ungkap Mario.
Ia mengakui, harga Minyakita di wilayah timur Indonesia masih relatif tinggi karena terkait kendala pasokan. Daerah-daerah di wilayah timur dengan harga tinggi antara lain Papua, Maluku, NTT, Kaltim, dan Gorontalo. “Di Papua Tengah harga bahkan mencapai Rp20.500,” ucap Mario.(ian)