KORANMETRO.COM- Koperasi merah putih (KMP) di lima kelurahan di Kota Manado mulai menjalankan usaha di bidang gerai Sembako, yang menjual bahan kebutuhan pokok sehari-hari.
Lima koperasi yang resmi beroperasi tersebut di kelurahan Karame, Ternate Baru, Singkil 1, Sindulang 2, dan Paniki Bawah.
Gerai Sembako jadi pilihan pertama dari 7 jenis usaha wajib KMP desa/kelurahan, yaitu gerai sembako, apotek desa, kantor koperasi, unit simpan pinjam, klinik desa, cold storage, dan logistik.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Manado, Toni Mamahit, menjelaskan gerai Sembako dipilih karena lebih minim risiko dibandingkan jenis usaha lain seperti simpan pinjam.
“Di tahap awal ini berdasarkan hasil verifikasi, maka kita batasi di Sembako dulu karena risikonya lebih ringan. Kalau simpan pinjam risiko berat,” ujar Mamahit.
Ia menjelaskan, pengurus KMP akan mengajukan proposal permintaan Sembako ke Perbankan. Jika disetujui Perbankan kemudian akan dibayarkan ke distributor sebagai pemasok barang ke koperasi. Salah satunya Bulog.
Ia menjelaskan, mekanisme pencairan dalam bentuk barang. Misalnya proposal pengadaan barang Sembako, maka pihak Perbankan akan membayar ke distributor yang menyuplai barang-barang ini.
“Nanti Sembako diolah oleh koperasi. Dijual di bawah harga pasaran. Misalnya beras SPHP koperasi ambil dari Bulog Rp55.000, koperasi jual Rp58.000,” ungkap Mamahit.
“Untuk pembelian Sembako sementara dipakai modal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela anggota. Belum mendapatkan modal dari perbankan. Jadi mereka masih pakai dana mandiri,” jelasnya.(ian)