METRO, Sitaro- Kampung Balirangeng Kecamatan Siau Timur Selatan (Sitimsel) menjadi salah satu wilayah yang diterjangan gelombang air pasang pada Sabtu (20/2) pekan lalu.
Akibat kejadian itu, sedikitnya dua rumah warga dan 10 perahu nelayan mengalami kerusakan. Tak hanya itu, 175 jiwa dari 45 Kepala Keluarga (KK) terpaksa diungsikan di beberapa lokasi.
Meski demikian, setelah keadaan membaik, masyarakat yang sempat mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing. Kepala Kampung (Kapitalau) Balirangeng, R. Antameng mengatakan, pasca kejadian itu, warga tetap diminta waspada.
Pasalnya, terjangan gelombang air pasang masih berpotensi terjadi.
“Air laut saat ini masih belum stabil. Kemungkinan masih akan terjadi air pasang besar. Makanya warga tetap diminta waspada,” kata Antameng, Senin (22/2) kemarin.
Menurut dia, kejadian tersebut merupakan kali pertama terjadi di Kampung Balirangeng. Di mana dari sekian kali terjadi air pasang tidak sampai menggenangi permukiman warga pesisir pantai.
“Ini jadi pertanda awas bagi kami. Selama ini belum pernah sampai masuk (ombak) ke pemukiman masyarakat. Apalagi sudah ada talud penahan ombak,” ujarnya.
Sebagai bentuk antisipasi, Antameng bilang pihaknya berencana akan kembali membangun talud penahan ombak. Pasalnya, kejadian pekan lalu memberikan gambaran bahwa talud yang ada saat ini belum maksimal menahan terjangan gelombang air pasang.
“Kita akan ajukan rencana pembangunan talud penahan ombak dalam asistensi APBDes. Semoga ini bisa terealisasi,” kuncinya.
Sekedar informasi, pasca terjangan gelombang air pasang, pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sitaro langsung menyerahkan bantuan darurat bagi para pengungsi. Bantuan peralatan tidur tersebut meliputi 45 buah matras, 45 selimur serta 90 buah tikar. Bantuan diserahkan langsung kepada para warga yang mengungsi dan disaksikan aparat pemerintah kampung.(86)