Harga Pala dan Cengkih Membaik, NTP di Sulut Naik 1,17%

>> Tangkapan layar Kepala BPS Sulut, Asim Saputra.
Kepala BPS Sulut, Asim Saputra.

METRO, Manado- Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulawesi Utara (Sulut) pada bulan April 2021 sebesar 103,47, naik 1,17 persen dibandingkan dengan bulan Maret yang masih 102,27. Kenaikan Indeks yang diterima petani lebih besar dibanding kenaikan indeks yang dibayar petani menyebabkan NTP menunjukan perbaikan.

“Perkembangan NTP Sulawesi Utara mulai bulan November 2020 sudah menunjukan nilai diatas 100, keadaan ini menunjukan tingkat daya beli petani secara umum sudah lebih baik,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, Asim Saputra saat menyampaikan perkembangan NTP kepada awak media secara virtual, Senin (3/5) siang.

Bacaan Lainnya

Dijelaskan Asim, dari hasil pemantauan harga komoditi di pedesaan, secara umum dapat digambarkan bahwa terjadi kenaikan NTP sebesar 1,17 persen disebabkan oleh kenaikan indeks yang diterima oleh petani, lebih tinggi dari indeks yang dibayar. Indeks yang diterima oleh petani mengalami kenaikan 1,73 persen, sementara indeks yang dibayar hanya 0,56 persen.

“Sumbangsih terbesar kenaikan indeks yang diterima oleh petani karena membaiknya harga komoditi di subsektor tanaman perkebunan rakyat, terutama komoditi cengkih dan pala biji,” ungkapnya.

Asim juga mengungkapkan bahwa nilai tukar usaha rumah tangga pertanian juga naik lebih tinggi dibandingkan NTP, yakni sebesar 1,68 persen. Dari 104,12 di bulan Maret menjadi 105,87 di bulan April.

“Di wilayah perdesaan terjadi inflasi yang cukup tinggi, hingga mencapai 0,71 persen. Inflasi tertinggi terjadi pada indeks kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,08 persen. Indeks kelompok transportasi dan kesehatan yang mengalami deflasi masing-masing 0,11 persen dan 0,02 persen,” katanya.

Lebih jauh Asim mengungkapkan bahwa sebagian besar provinsi di Pulau Sulawesi menunjukan kenaikan NTP. Hanya Provinsi Sulawesi Selatan saja yang menunjukan penurunan.

“Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Sulawesi Barat yang mencapai 1,57 persen, selanjutnya diikuti oleh Sulawesi Tengah 1,55 persen, Gorontalo 1,42 persen, Sulawesi Utara 1,17 persen, dan Sulawesi Tenggara 0,98 persen,” pungkasnya.(71)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan