METRO, Sangihe – Tambang emas di Kabupaten Sangihe kembali menelan korban jiwa. Seorang pekerja tambang lelaki MPM alias Gode (31) warga Kampung Salurang, Kecamatan Tabukan Selatan Tengah, dilaporkan tewas dalam lubang, Kamis (14/10) kemarin.
Saksi Yohanis Dudurang (49) mengatakan, sekitar pukul 09.30 WITA korban pergi ke lokasi yang terletak kurang lebih 250 meter dari rumahnya. Pada saat sampai di lokasi, korban dan saksi bermaksud mengeluarkan air dari dalam lubang dengan menggunakan mesin Alkon.
“Pada saat itu mesin Alkon berada di dalam lubang dengan kedalaman kurang lebih 3 meter dari bibir lubang (pantongan) dengan posisi digantung. Mesin Alkon sudah bekerja (hidup, red) sekitar 30 menit dan posisi korban pada saat itu berdiri di samping mesin,” ungkap Yohanis.
Ketika itu saksi Yohanis yang berada di atas lubang sambil memegang pipa buangan air. Saksi melihat korban di dalam lubang sudah dalam keadaan gemetar, bertanya kepada korban. “Kiapa? (kenapa, red ), dijawab oleh korban, badiam jo di atas pegang jo itu pipa. Kemudian, asap dari mesin Alkon sangat tebal dan berwarna hitam,” tutur Yonanis. Dirinya kemudian melihat korban jatuh kedalam air yang ada di dalam lubang tambang tersebut.
“Saat korban berada di dalam air, saya sempat berkata bapegang. Karena di dalam lubang sudah di penuhi dengan asap mesin dan membuat pandangan saya terhalang. Setelah mendengar mesin Alkon sudah mati, saya langsung pergi ke rumah orang tua korban untuk memberitahukan bahwa korban telah jatuh ke dalam lubang,” lanjut Yohanis.
Setelah itu, saksi kembali lagi ke lokasi dan pada saat tiba di lokasi saksi kembali berusaha memanggil korban namun sudah tidak ada jawaban dari dalam lubang.
Sementara saksi lainnya, Yestepanus Natos menceritakan bahwa dirinya mendengar informasi bahwa korban telah jatuh kedalam lubang pantongan, di tanah milik korban yang sudah dikerjakan bersama dengan dua orang saudaranya.
“Mendengar informasi tersebut, saya bersama dengan beberapa orang warga langsung pergi ke lokasi. Pada saat tiba di lokasi, saya bersama dengan warga yang ada langsung mengangkat mesin alkon keluar dari dalam lubang. Kemudian dengan menggunakan alat penerang berupa senter yang diarahkan kedalam lubang untuk melihat keberadaan korban,” ungkap Yestepanus.
Namun, saat itu tubuh korban tidak kelihatan karena kedalaman lubang pantongan mencapai kurang lebih 11 meter yang di dalam lubang terdapat air yang naik 5 meter.
Kapolres Sangihe, AKBP Tony Budhi Susetyo melalui Paur Humas AKP Jakub Sedu membenarkan ada kejadian tersebut.
“Jadi memang benar terjadi kecelakaan di lokasi tambang mas dan satu orang pekerja penambang dinyatakan meninggal dunia. Langkah yang diambil pihak kepolisian yakni mendatangi tempat kejadian perkara (TKP), memanggil saksi- saksi yang melihat kejadian ini. Disimpulkan bahwa peristiwa ini murni kecelakaan. Dimana korban diduga menghirup gas sehingga terjadilah insiden hingga korban tak tahan dan jatuh,” ungkap Sedu.
Untuk itu menurut Par Humas pihaknya berharap hal seperti ini selalu menjadi perhatian. “Apalagi kita tahu bersama bahwa tambang ini kan dilarang. Tapi karena alasan menyambung ekonomi sehingga kami selalu dan tak henti-henti memberikan himbauan demi keselamatan masyarakat itu sendiri,” pungkasnya.(km-01)